Skip to main content

BUDIDAYA KELAPA NYIUR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.  Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya sebagai "pohon kehidupan" (the tree of life) (Asnawi dan Darwis 1985).
Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina (2.472.000ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton (Amin, 2011).
Tanaman kelapa genjah membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksinya. Faktor lingkungan itu adalah sinar matahari, temperature, curah hujan, kelembapan, keadaan tanah dan kecepatan angin. Di samping itu, iklim merupakan faktor penting yang ikut menentukan pertumbuhan tanaman kelapa. Maka dari itu diperlukan pengetahuan tentang teknik budidaya tanaman kelapa genjah dengan baik dan benar agar produktivitas kelapa yang dihasilkan tinggi.  
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana asal usul dan sejarah kelapa genjah di Indonesia?
2. Bagaimana karakteristik dan morfologi kelapa genjah?
3. Dimana saja sebaran wilayah tumbuh kelapa genjah?
4. Apa sifat khas yang dimiliki oleh kelapa genjah?
5.  Apa saja varietas dari kelapa genjah?
6. Bagaimana teknik budidaya kelapa genjah?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui lebih jelas tentang asal-usul, karakteristik morfologi, sebaran wilayah tumbuh, sifat khusus serta varietas kelapa genjah.
2. Dapat mengetahui lebih jelas tentang teknik budidaya kelapa genjah yang baik dan benar serta dapat mengaplikasikannya di dalam dunia agribisnis tanaman perkebunan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal-usul dan Sejarah Kelapa Genjah
Asal usul kelapa terdapat beberapa pendapat:
·         Dari Amerika selatan karena di wilayah ini banyak ditemui tanaman yang mirip dengan kelapa
·         Dari daerah Pasifik karena ditemu fosil kelapa dari jaman Pleioceane di daerah New Zealand
Daerah Minahasa sejak 1880 telah menghasilkan kopra yang diekspor ke Eropa. Hasil tersebut berasal dari perkebunan rakyat, dan bertambah luas semenjak cara membuat mentega (margarine) dengan bahan baku minyak tumbuh-tumbuhan. Di pasar dunia, kelapa terutama diperdagangkan dalam bentuk kopra, minyak kelapa dan bungkil kelapa. Perdangangan kelapa dalam bentuk olahan seperti ini pernah mengalamai masa jaya pada dasa warsa tahun 1960-an. Saat itu, dengan hanya mengandalakan produk olahan kelapa berupa kopra, minyak kelapa dan bungkil kelapa, jumlah nilai ekspor produk-produk tersebut mencapai sekita 10 % dari nilai ekspor Indonesia.
Asal tanaman kelapa masih belum jelas sampai saat ini.  Ada pendapat yang mengatakan bahwa kelapa berasal dari bagian utara Pegunungan Andes di Amerika Selatan.  Pendapat lainnya mengatakan bahwa kelapa berasal dari daerah Asia Tenggara (Ohler, 1984).  Candolle (1958 di dalam Ohler 1984) mengemukakan alasa yang mendukung bahwa kelapa berasal dari Asia, diantaranya berdasarkan pada jumlah varietas dan nama-nama yang biasa di Asia.  Thampan (1975) mengatakan sudah diterima secara luas bahwa tempat asal kelapa bukanlah dari Benua Amerika, tapi berasal dari salah satu tempat di daerah tropik tua, Malaysia dan Indonesia adalah tempat yang paling mungkin sebagai daerah asal kelapa. 
2.2 Morfologi Kelapa Genjah
2.2.1 Morfologi Akar
Kelapa tidak memiliki akar tunggang, tetapi akar serabutnya lebar sekali, mencapai 4.000-7.000 helai pada pohon yang telah dewasa. Jumlah perakaran tergantung pada pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah. Sebagian akar serabut tumbuh mendatar dekat permukaan tanah, dapat mencapai 10-15 m. Akar tumbuh ke dalam sampai 3-5 m, tetapi tidak mampu menembus lapisan yang keras, jika ujung akar sampai pada permukaan air, bagian ujung akan berhenti memanjang. Akar primer berukuran tebal rata-rata 1 cm. Dari akar primer keluar cabang-cabang yang berdiameter lebih kecil yang disebut akar sekunder. Sudut yang dibentuk terhadap ujung akar primer biasanya lancip mendekati 90 derajat. Akar-akar primer bercabang-cabang terus sampai tingkat yang keempat (kuarter). Akar tertier keluar dari akar sekunder dengan diameter lebih kecil dan berwarna cerah. Pada bagian ujungnya tidak terdapat akar rambut. Fungsi akr rambut digantikan oleh bagian akar yang terletak di belakang tudung akar (calyptra). Bagian ini berwarna muda panjangnya rata-rata 5 cm, dan berfungsi menyerap air dan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dari permukaan akar tumbuh juga bagian-bagian berwarna putih yang berfungsi mengatur pernafasan akar (pneumatophora). Dari bagian pangkal batang yang berada di atas permukaan tanah sering muncul akar tambahan (adventif roots) yang berfungsi sebagai akar pernafasan, jika akar ini masuk ke dalam tanah, akan berfungsi sebagai akar biasa.
2.2.2 Morfologi Batang
Kelapa hanya mempunyai satu titik tumbuh yang disebut umbut (bud) yang bertekstur lunak dan kaya akan gula. Batang kelapa tumbunya selalu mengarah ke atas dan tidak bercabang. Pada beberapa kasus jika umbut ini terbelah maka dapat muncul pucuk sehingga batang bercabang. Pohon kelapa tidak memiliki kambium, sehingga tidak memiliki pertumbuhan sekunder. Luka-luka yang terjadi pada batang tidak dapat pulih kembali karena pohon tidak membentuk kalus (callus). Kelapa dalam perlu waktu 3-4 tahun untuk dapat menampilkan batangnya di atas tanah, sedang genjah sekitar 2 tahun.
2.2.3 Morfologi Daun
Pada biji yang baru tumbuh, mula-mula terbentuk 4-6 helai daun yang tersusun satu membalut yang lain, sehingga merupakan selubung dan runcing sebelah ujungnya. Kelapatermasuk golongan tumbuhan berdaun lengkap karena mempunyai pelepah, tangkai, dan helai daun. Pelapah daun melekat di batang dan meninggalkan bekas bila daun tersebut gugur. Jika dilihat dari susunan anak daun, maka kelapa termasuk tumbuhan berdaun majemuk menyirip (pinnatus) dengan anak daun berbentuk pita. Kelapa dewasa mempunyai 30-40 daun pada tajuknya. Secar umum setiap daun mempunyai panjang 5-7 m dengan 200-300 anak daun. Panjang anak daun bervariasi antara 90-135 cm.
2.2.4 Morfologi Bunga
Tanaman kelapa genjah mulai berbunga pada umur antara 3-4 tahun. Karangan bunga selalu tumbuh dari ketiak daun yang pada bagian luarnya diselubungi oleh seludang atau mancung (spatha). Mancung merupakan kulit tebal yang berfungsi sebagai pelindung calon bunga, yang memiliki ukuran panjang sekitar 80-90 cm.
Bunga kelapa merupakan bunga berkarang yang dikenal dengan istilah inflorescentia atau mayang atau manggar (Jawa). Manggar mempunyai induk tangkai dan bercabang-cabang sebanyak 30-40 helai. Pada pangkal cabang akan terletak bunga betina, disusul bunga-bunga jantan kea rah ujung cabang. Baik bunga betina maupun bunga jantan melekat pada cabang (duduk) tanpa tangkai bunga. Pada setiap cabang akan terdapat 1-2 kuntum bunga betina, dengan jumlah bunga jantan yang sangat banyak, yakni sekitar 200 kuntum. Sehingga di dalam setiap manggar akan terdapat 30-80 bunga betina dan 6000-8000 kuntum bunga jantan. Bahkan pada pohon kelapa yang baru berbunga, kadang-kadang tidak terdapat bunga betina sama sekali.
Sebelum bunga membuka, seludang (mancung) akan pecah lebih dulu. Dua hari kemudian, bunga-bunga jantan berangsur-angsur masak dan membuka (mekar), dimulai dari bunga jantan yang berada dibagian ujung cabang manggar menuju ke bagian pangkal batang. Seluruh bunga jantan dalam sebuah manggar akan mekar dalam waktu 29 hari dan setiap kuntum jantan akan mekar selama dua hari. Pada hari pertama, bunga membuka perlahan-lahan. Pada hari kedua, bunga akan membuka penuh pada pagi hari dan jatuh pada sore harinya. Setelah seluruh bunga jantan mekar, bunga betina akan mekar secara berangsur-angsur selama satu minggu dan setiap kuntum bunga akan mekar selama enam hari. Dengan demikian, bunga jantan dan bunga betina dalam satu manggar akan masak dalam waktu yang tidak bersamaan. Keadaan seperti ini disebut protandri. Artinya di dalam satu karangan bunga, bunga jantan lebih dulu masak dari pada bunga betina. Karena sifat tersebut, bunga betina tidak mungkin diserbuki oleh tepung sari yang berasal dari manggar yang sama. Namun, untuk kelapa jenis genjah, bunga jantan dan bunga betina biasanya masak secara bersamaan sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri.
Penyerbukan bunga kelapa berlangsung dengan perantaraan serangga, misalnya lebah. Saat receptive untuk terjadinya penyerbuakan biasanya jatuh pada hari ke 2, 3dan 4. Pada hari ke 5 kepala putik mulai mengering, dan pada hari ke 6 kepal putik sudah berubah menjadi cokelat.
Bagian-bagian bunga jantan meliputi 3 helai kelopak bunga (kalyx) yang berukuran pendek (3-5mm) ; 3 helai daun mahkota (corolla) yang berukuran 15 mm ; 6 helai benang sari (stamen) ; dan 1 putik rudimentair dengan kepala putik bersirip tiga (mempunyai tiga lembar daun buah), dan diantara sirip-sirip tersebut terdapat madu atau nectar.
Bunga betina yang telah mekar memiliki ukuran yang lebih besar, mencapai 3 cm. Kelopak bunga terdiri atas tiga helai daun kelopak yang tebal dan lebar, membungkus hampir seluruh bagian bunga lain. Pada bagian ujung bunga, bagian ujung dari daun mahkota bunga nampak sedikit keluar. Putik tidak bertangkai, tetapi sisa-sisa benang sari (rudimentair) masih tampak tersusun seperti gelembung-gelembung, sebanyak enam buah.
Dasar buah terdiri atas tiga ruangan yang masing-masing berisi satu bakal biji. Namun, dari tiga bakal biji tersebut, biasanya hanya satu bakal biji yang dapat tumbuh menjadi biji normal.
2.2.5 Morfologi Buah
Bunga betina yang telah dibuahi akan mulai tumbuh menjadi buah sekitar 3-4 minggu setelah manggar terbuka. Namun tidak semua buah yang terbentuk akan tumbuh menjadi buah yang dapat dipetik. Diperkirakan ½ - 2/3 buah muda (bluluk) akan berguguran, karena pohon kelapa tidak sanggup membesarkannya, sedangkan sisanya akan terus tumbuh. Rontoknya buah muda ini biasanya akan berlangsung selama 2 bulan.
Pertumbuhan buah kelapa terjadi melalui tiga fase. Fase pertama, yakni fase pembesaran sabut, tempurung, dan lubang embrio, berlangsung selama 4-5 bulan. Pada fase ini ruangan masih dipenuhi oleh air dan tempurung masih lunak. Fase kedua berlangsung selam 2 bulan, yaitu fase penebalan tempurung, tetapi tempurung belum mengeras. Fase ketiga merupakan fase pembentukan putih lembaga atau endosperm, dimulai dari bagian pangal buah menuju ke bagian ujung. Kemudian, pada bagian pangkal buah mulai terbentuk lembaga (embrio). Tempurung berangsur-angsur berubah menjadi cokelat-hitam dari bagian pangkal ke arah ujung buah dan mulai mengeras. Pada tempurung dibagian pangkal buah juga mulai terbentuk tiga buah lubang ovule.
Pada umur 9-10 bulan, buah telah mencapai ukuran yang maksimal dengan bobot 3-4 kg dan berisi cairan sebanyak 0,3-0,4 liter. Pada saat mencapai tingkat kemasakan sempurna, yakni pada umur 11-12 bulan, berat buah turun menjadi rata-rata 1,5-2 kg per butir (kelapa genjah) dan 2-2,5 kg per butir (kelapa dalam). Selain itu, ruang dalam endosperm tidak lagi dipenuhi air. Demikian pula kandungan nutrisi di dalam putih lembaga menjadi berbeda-beda. Kandungan nutrisi pada lapisan paling luar atau di dekat tempurung menjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan lapisan paling dalam, karena lapisan paling luar ini lebih dahulu terbentuk.
Buah kelapa terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut:
a.       Epicarp (kulit luar), yang memiliki permukaaan licin, tipis (0,14 mm), dan agak keras. Epicarp ada yang berwarna hijau, kuning, jingga, serta cokelat.
b.      Mesocarp (kulit tengah atau sabut), merupakan bagian yang terdiri atas serabut dan daging buah. Bagian serabut terdiri atas jaringan-jaringan (sel-sel) serat yang keras dan diantara sel-sel tersebut terdapat jaringan yang lunak yang dikenal dengan nama sabut, sabut memiliki ketebalan 3-5 cm.
c.       Endocarp (kulit dalam) atau biasa dikenal dengan nama tempurung atau batok. Tempurung merupakan lapisan yang keras karena banyak mengandung silikat (SiO2). Pada bagian pangka tempurung terdapat tiga buah ovule (lubang tumbuh) atau mata, yang membuktikan bahwa bakal buah asal beruang tiga dan biasanya yang tumbuh satu buah, meskipun kadang-kadang muncul dua atau tiga kecambah. Kecambah akan muncul dari lubang yang memiliki ukuran paling besar dengan tutup lubang yang lunak.
d.      Kulit luar biji, yaitu semua bagian yang berada di bagian dalam tempurung.
e.       Putih lembaga (endosperm), yaitu daging kelapa yang berwarna putih, lunak dan enak dimakan, serta banyak dimanfaatkan untuk memasak. Endosperm memiliki ketebalan antara 8-10 mm, merupakan jaringan yang berasal dari inti lembaga yang dibuahi oleh sel kelamin jantan dan membelah diri. Jaringan ini berasal dari cadangan makanan bagi lembaga (sebelum lembaga dapat mencari makanan sendiri) dan mengandung 52% air, 34% minyak, 3% protein, 1,5% zat gula, dan 1% abu.
f.        Air kelapa, yang mengandung 4% mineral dan 2% gula (terdiri atas glukosa, fruktosa dan sukrosa). Air kelapa juga mengandung abu, air, dan zat pengatur tumbuh yang disebut sitokinin. Kandungan gula tertinggi dicapai pada waktu kelapa masih muda (degan). Pada buah muda, air kelapa sangat manis. Semakin tua umur buah, rasa manis tersebut semakin berkurang. Demikian juga, semakin tua umur buah, jumlah air kelapa semakin berkurang. Air kelapa banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata de coco.
g.      Lembaga atau embrio, yaitu titik tumbuh tanaman kelapa yang akan tumbuh menjadi calon tanaman kelapa. Lembaga yang sudah tumbuh namun masih kecil disebut kentos, yang memiliki sifat sebagai penghubung antara calon tanaman dengan tempat cadangan makanan (endosperm). Kentos tersebut semakin lama akan semakin membesar, sesuai dengan pertumbuhan lembaganya; sedangkan putih lembaga semakin lunak, semakin berkurang, dan akhirnya habis terserap oleh kentos tersebut. Bersamaan dengan proses tersebut, lembaga akan tumbuh, bertuans, dan mengeluarkan daun.
2.3 Sebaran Wilayah Tumbuh Kelapa Genjah
Sekitar tahun enampuluhan, tanaman kelapa   merupakan    tanaman yang memiliki posisi strategis terutama sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak goreng.  Pada era itu sampai tahun delapanpuluhan, tanaman kelapa dapat disebut berjaya, sehingga luas areal tanamnya mendominasi lahan di berbagai daerah. Namun saat ini peran kelapa sebagai bahan baku utama minyak goreng makin tenggelam dan tergeser oleh komoditi palma lainnya. Berikut ini digambarkan dalam peta sebaran buah kelapa di Indonesia.

Sumber : www.bkpm.go.id
Sebaran buah kelapa terlihat bahwa, hampir diseluruh wilayah Indonesia tanaman ini bisa tumbuh dan memiliki potensi untuk tetap dikembangkan. Data pada tabel 5 memperlihatkan propinsi Riau, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Timur dan Maluku utara merupakan 5 wilayah di Indonesia yang memiliki potensi produktifitas yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah indonesia lainnya meskipun luas lahan yang digunakan jauh lebih luas dari wilayah lainnya. Lokasi perkebunan kelapa tersebut tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Areal tanaman kelapa di pulau Sumatera mencapai 33,63%, di Jawa 22,75%, Sulawesi 19,40%, Bali, NTB dan NTT sebesar 7,70%, Maluku dan Papua 8,89% serta Kalimantan 7,62% dari total luas areal kelapa Indonesia. 
 2.4 Sifat Kelapa Genjah
Habitusnya kecil sehingga jumlah populasi perhektar dapat lebih banyak, bentuk batang ramping dari pangkal sampai ke ujung, tinggi batang mencapai 5meter atau lebih, berbuah lebih cepat (3-4 tahun setelah tanam), menyerbuk sendiri sehingga dominan inbreading, peka terhadap keadaan lingkungan yang kurang baik, kadar kopra rendah, ukuran buah relatif kecil, berbuah lebat dan banyak serta mudah dipengaruhi fruktuasi iklim
2.5 Keuntungan Kelapa Genjah
Sebelum memutuskan jenis kelapa yang akan ditanam (kelapa genjah atau bukan genjah), biasanya seseorang terlebih dahulu memikirkan untung dan rugi serta maksud dan tujuan dari penanaman kelapa tersebut, maupun kendala-kendala yang mungkin dihadapi di lapangan. Penanaman kelapa genjah, apalagi genjah jenis unggul, lebih banyak memberikan keuntungan jika dibandingkan dengan kelapa biasa.
Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penanaman kelapa jenis genjah antara lain adalah sebagai berikut.
1.   Tanaman kelapa genjah dapat berfungsi sebagai hiasan, sekaligus sebagai penambah penghasilan, ataupun untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga.
2.      Umur panen lebih pendek (3-4 tahun)
3.     Jarak tanam lebih pendek; luas lahan yang sama dapat ditanami kelapa genjah dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga hasil akhir (produksi) juga lebih banyak.
4.      Cara panen lebih mudah karena batang tanaman lebih pendek.
5.      Cocok ditanam di tanah pekarangan (sekitar rumah) ataupun dipinggir-pinggir jalan.
6.      Dapat dikebunkan secara komersial.
7.      Bibit tanaman lebih mudah diperoleh.

2.6 Varietas Kelapa Genjah
Kelapa genjah terdiri atas beberapa varietas. Deskripsi dari varietas kelapa genjah adalah sebagai berikut.
1.                  Kelapa Gading (C. nucifera var. ebunea)
Kelapa gading merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah berwarna kuning gading sampai kuning. Sebagian daun juga berwarna kuning. Tanaman kelapa ini berbuah pada umur 3 tahun, pada saat tinggi batang mencapai 1-1,5 m. buah berbentuk bulat dan berukuran agak kecil.
2.                  Kelapa raja (C. nucifera var. regia)
Kelapa raja merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah berwarna jingga sampai kuning emas. Pelepah daun dan lidah tanaman berwarna kekuning-kuningan. Jenis kelapa ini berbuah pada umur 3-4 tahun, dengan buah berbentuk bulat sampai setengah lonjong.
3.                  Kelapa puyuh atau kelapa bagi (C. nucifera var. pumila)
Kelapa puyuh atau kelapa bagi merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah berwarna hijau, dengan bentuk buah agak lonjong (setengah lonjong). Air kelapa puyuh berasa agak masam. Tanaman ini berbuah pada umur tiga tahun, yaitu pada saat tinggi batang mencapai satu meter.
4.                  Kelapa Raja Malabar (C. nucifera var. prefiosa)
Kelapa raja Malabar berasal dari daerah Malabar (India). Jenis kelapa ini merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah berwarna jingga, dengan bentuk buah lonjong. Tanamana dapat tumbuh sampai 20 tahun, dan mulai berbuah pada saat tinggi batang kurang dari 1 m.
5.                  Kelapa Niuleka
Kelapa niuleka berasal dari daerah Jamaika. Jenis kelapa ini dapat menghasilkan buah dalam jumlah banyak, namun berukuran kecil-kecil. Tanaman memiliki batang yang lunak.
6.                  Kelapa Nias
Kelapa nias merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah berwarna hijau atau kuning. Tanaman ini termasuk varietas unggul daerah dan mulai berbuah pertama kali pada umur 3-4 tahun.
7.                  Kelapa Entok (Genuk)
Kelapa entok atau genuk merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki bentuk batang bagian bawah membesar seperti genuk. Jenis ini termasuk kelapa yang berproduksi tinggi. Jumlah buah pada setiap janjang cukup banyak, buah berukuran besar dana berwarna hijau. Kelapa jenis ini juga termasuk varietas unggul daerah/local.
8.                  Kelapa Sanmlas
Kelapa sanmlas berasal dari daerah Panama. Kelapa ini memiliki daging buah yang mudah dipisahkan.
9.                  Kelapa Malayan Dwarfs
Kelapa Malayan dwerfs berasal dari Malaysia, merupakan salah satu jenis kelapa genjah yang tahan terhadap penyakit lethal yellowing. Kelapa jenis ini dapat berproduksi tinggi.

1.                  Kelapa Hibrida
Kelapa hibrida merupakan jenis kelapa genjah hasil persilangan, yang memiliki habitus tanaman sedang. Tanaman ini mulai berbuah pada umur 3-4 tahun, dengan produksi buah yang tinggi. Kelapa hibrida termasuk jenis unggul.
2.7 Teknik Budidaya Kelapa Genjah        
2.7.1 Syarat Tumbuh Kelapa Genjah
Kelapa merupakan tanaman tropika yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi suhu rata-rata diantara 24-29 °C, suhu minimum tidak kurang dari 20 °C, dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun antara 1700-2000 mm dan tidak kurang dari 1200 mm.  Tanaman kelapa menghendaki intensitas sinar matahari yang tinggi dengan jumlah penyinaran tidak kurang dari 2000 jam per tahun.  Kelapa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah.  Syarat-syarat tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa adalah struktur baik, peresapan air dan tata udara baik, permukaan air tanah letaknya cukup dalam (minimal 1 meter dari permukaan tanah) dan keadaan air tanah hendaknya dalam keadaan bergerak (tidak menggenang) dengan pH tanah optimal 6.0 – 8.0 . Kelapa tumbuh baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65% rH udara sangat   rendah, tetapi bila tanaman rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit.
2.7.2 Pembibitan Kelapa Genjah
1. Bahan Tanam ( Benih ) Kelapa Genjah
Tanaman kelapa hanya dapat ditanam dari benih (biji). Tanaman kelapa, baik kelapa genjah maupun kelapa dalam, memiliki variasi genetis yang besar karena pembiakannya dilaksanakan secara generatif. Selain itu, buah kelapa pada umumnya dihasilkan dari penyerbukan silang sehingga keturunan yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan induknya. Meskipun demikian, benih yang baik biasanya akan menghasilkan buah yang baik juga.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan bahan tanaman adalah pemilihan buah untuk benih, penyimpanan benih, dan pengiriman benih.
A.        Pemilihan Buah Untuk Benih
Untuk memperoleh pohon kelapa genjah yang bermutu baik, benih yang akan ditanam harus berasal dari pohon yang terpilih. Pohon induk dipilih menurut kondisi lapangan yang umum, bukan di tempat-tempat yang memiliki kondisi istimewa (misalnya di dekat tumpukan kompos, kolam air, dan sebagainya), sehingga sifat-sifat yang ditunjukkannya memang benar-benar karena keunggulannya. Adapun syarat-syarat atau kriteria pohon (tanaman) induk adalah sebagai berikut:
a.       Umur pohon mulai berbuah berkisar antara 3-4 tahun.
b.      Umur pohon yang buahnya akan diambil sebgai benih berkisar antara 10-20 tahun.
c.       Pohon berproduksi tinggi, yaitu sekitar 80-100 butir per pohon per tahun, dan menghasilkan kopra yang bermutu baik.
d.      Tinggi batang tanaman mulai berbuah maksimal satu meter dari permukaan tanah; akan lebih baik jika kurang dari satu meter.
e.       Batang tanaman tumbuh kuat, kokoh, dan lurus.
f.        Kebal terhadap serangan hama dan penyakit
g.      Mahkota daun berbentuk seperti payung terbuka (seperti antena parabola), dilihat dari semua arah (spherical atau semi spherical).
h.      Letak daun berkeliling rapi dan padat.
i.        Tangkai daun pendek dan kokoh
j.        Arah pertumbuhan daun tidak melengkung ke bawah.
k.      Tangkai tandan buah pendek dan kokh, jumlah buah antara 8-10 buah per tandan.
l.        Tiap siku daun harus mengandung buah atau bunga
Adapun syarat-syarat buah kelapa (benih) yang dapat dijadikan bibit adalah sebagai berikut.
a.       Benih harus berasal dari pohon induk kelapa genjah yang baik.
b.      Buah berbentuk bulat atau agak lonjong, tergantung jenisnya.
c.       Dari satu tandai sebaiknya hanya dipilih 2-3 butir buah.
d.      Buah berukuran sedang, tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
e.       Bobot buah cukup berat.
f.        Buah memliki kandungan air yang cukup banyak. Buah dengan kandungan air sedikit tidak akan sempurna pertumbuhannya.
g.      Buah harus masak di pohon (cukup tua)
h.      Pemetikan buah tidak dilakukan dengan cara dijatuhkan.
i.        Kulit buah licin dan mulus serta tidak cacat
j.        Buah bebas dari serangan hama dan penyakit.
B.        Penyimpanan Benih
Benih-benih yang sudah di petik tidak dapat langsung disemaikan, melainkan harus disimpan terlebih dahulu selama kira-kira satu bulan. Penyimpanan dilakukan ditempat yang lebih teduh dan kering, dengan sirkulasi udara yang cukup baik. Penyimpanan buah sebelum disemaikan ini dilakukan agar buah dapat tumbuh dengan baik karena telah mengalami proses pemasakan secara sempurna. Penyemaian bibit secara langsung setelah pemetikan akan menghasilkan bibit tanaman yang lemah (kurang sehat pertumbuhannya). Jika benih berjumlah banyak, penyimpanan dilakukan dengan menumpuk benih-benih tersebut secara berlapis-lapis, dengan tinggi tumpukan maksimal satu meter. Selama penyimpanan, harus diusahakan agar peredaran udara berjalan dengan baik dan tumpukan benih tidak terkena hujan maupun penyinaran matahari secara langsung.
C.        Pengiriman Benih
Pengangkutan benih yang baik dilakukan dengan mangemas benih (packing) dengan menggunakan papan yang kuat, setiap kemasan maksimal berisi 20 buah. Agar benih di dalam kemasan tidak mengalamai kerusakan selama perjalanan, dalma pengepakannya dapat digunakan sabut kelapa sebagai penguat sehingga benih tidak bergeser sewaktu diangkut.
2.  Penyemaian Benih
Sebelum ditanam di kebun, biasanya benih kelapa genjah disemaikan terlebih dahulu untuk menghasilkan bibit kelapa yang baik. Penyemaian benih kelapa dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: penyemaian sistem gantung, penyemaian sistem hamparan, penyemaian dalam bedengan, dan penyemaian dalam polybag. Masing-masing cara penyemaian tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

A.        Penyemaian Sistem Gantung
Penyemaian dengan sistem gantung merupakan cara menyemai benih kelapa yang sudah lama dikenal dan dilaksanakan oleh para petani di pedesaan. Penyemeian dengan sistem ini biasanya dialakukan jika jumlah bibit kelapa yang diperlukan relatif sedikit, misalnya bibit kelapa yang akan ditanam di tegalan, pematang sawah, ditanah pekarangan di sekitar rumah, dan sebagainya. Penyemaian sistem gantung dilakukan dengan cara menggantungkan benih kelapa terpilih pada cabang-cabang pohon yang rindang atau tiang-tiang yang terbuat dari kaso atau bambu yang diletakkan di bawah atap rumah. Jenis pohon yang biasa digunakan untuk menggantung benih kelapa antara lain pohon mangga, nangka, kopi, jeruk, dan sebagainya. Untuk memudahkan penggantungan. Benih kelapa harus digandeng terlebih dulu. Setiap gandengan terdiri atas dua butir kelapa. Sabut kelapa disobek sedikit, kira-kira 1 cm, kemudian diikatkan satu sama lain. Pekerjaan seperti ini biasa disebut dengan istilah klante (Jawa). Penyemain kelapa dengan sistem gantung memberikan beberapa manfaat, antara lain bibit kelapa yang sudah tumbuh (masih muda) tidak terkena sinar matahari secara langsung, karena daun-daun pepohonan maupun atap rumah dapat berfungsi sebagai atap (pelindung) alamiah. Dengan demikian, biaya untuk pembuatan atap pelindung pesemaian dapat dihemat.
Selain itu, penyemaian sistem gantung dapat menghemat tempat pesemaian dan menghemat biaya pemeliharaan karena tidak memerlukan pengairan, pemupukan, dan penyiangan. Keungunggulan lain dari penyemaian sistem gantung adalan aman dari gangguan anak-anak, binatang atau hewan-hewan besar (menyusui), dan sebagainya. Penyemaian sistem gantung cocok digunakan dalam penyemaian benih skala kecil (sangat afisien dan praktis untuk mengusahakan bibit kelapa dalam jumlah sedikit).
Dengan penyemaian sistem gantung, akar yang tumbuh hanya sedikit, lebih sedikit jika dibandingkan dengan penyemaian sistem polybag atau sistem bedengan, jika akan ditanam di kebun, akar tidak perlu dipotong sehingga tidak akan terjadi shock planning. Jumlah akar yang sedikit ini juga memudahkan penanaman dan pengakutan bibit.
Namun, penyemaian sistem gantung juga mempunyai kekurangan. Jika kebutuhan bibit kelapa cukup banyak, perlu dibuat tempat penggantungan benih kelapa dalam jumlah yang banyak juga. Selain itu, pertumbujan bibit kelapa juga kurang sempurna, karena hanya mengandalkan cadangan zat-zat makanan yang ada dalam buah tersebut.

B.        Penyemaian Sistem Hamparan
Penyemaian sistem hamparan merupakan cara penyemaian tradisional dan sangat sederhana. Benih kelapa yang terpilih dihamparkan begitu saja di lantai rumah atau di kolong-kolong tempat tidur. Setelah bertunas kita-kira 5 cm – 10 cm. Benih dihamparkan di luar rumah, yakni ditanah pekarangan atau dibawa pepohonan yang cukup rindang.
Penyemaian sistem hamparan juga dapat dilakukan dikamar mandi yang terbukan; dan ternyata memberikan hasil  yang lebih baik karena kebutuhan air tercukupi dan keamanan lebih terjamin. Ditanah pekarangan, kontrol bibit sulit dilaksanakan sehingga banyak bibit yang rusak, baik oleh ayam, anak-anak, atau binatang lain selain ayam. Selain itu, penyiraman juga tidak sebaik hamparan kamar mandi. Bahkan, kadang-kadang bibit yang dihamparkan di tanah pekarangan ada yang tumbuh melengkung karena kedudukan benih/bibit dapat berubah-ubah akibat terpaan air hujan atau serangan binatang. Penyemaian dengan sistem hamparan hanya cocok digunakan dalam pembuatan bibit kelapa dalam skala (jumlah) kecil. Dalam jumlah yang kecil, pelaksanaan kontrol bibit lebih mudah.
C.        Penyemaian Sistem Bedengan
Penyemaian dalam bedengan biasanya dilakukan pada musim hujan, untuk menghemat biaya penyiraman. Jika dilakukan pada musim kemarau, biaya penyiraman yang harus dikeluarkan tidak sedikit, disamping harus Membuat atap pelindung. Penyemaian sebaiknya dilakukan pada tanah yang subur, datar, dekat dengan sumber air atau sungai, dan akan lebih baik lagi jika berdekatan dengan jalan dan kebun yang akan ditanami kelapa genjah. Tanah pesemaian dibersihkan dari semua tunggul atau tunggak kayu, akar dan sisa-sisa tanaman lain, kemudian diolah terlebih dahulu sedalam 30-40 cm. Untuk menambah kesuburan, tanah pesemaian diberi pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton per hektar, dicampurkan secara merata dengan tanah pesemaian. Kemudian dibuat bedengan dan saluran-saluran drainase. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1,2-1,5 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan bibit dan keadaan setempat. Saluran drainase (parit) dibuat mengelilingi tanah bedengan , untuk menjaga agar air hujan tidak merusak tanah bedengan maupun bibit kelapa yang disesuaikan , dengan ukuran lebar 30 cm – 40 cm dan kedalaman sekitar 30 cm .
Selanjutnya benih kelapa disemai dengan jarak sesuai dengan waktu pembibitan . Sebagai pedoman kerapatan bibit, digunakan jarak tanam 40 cm x 40 cm, sehingga dalam setiap bedengan terdapat 3-4 barisan semaian Benih kelapa dibenamkan ke dalam tanah, dengan 2/3 bagian benih masuk kedalam tanah dan 1/3 bagian yang lain berada diatas permukaan tanah bedengan. Calon tunas bibit sebaiknya menghadap kearah sinar matahari dan tumbuh lurus ke atas. Untuk mempercepat perkecambahan, sebagian sabut dikupas (dibuang) menyamping.
Posisi benih pada waktu disemai akan mempengaruhi pembentukan akar bibit. Jika benih disemai dalam posisi tegak, pembentukan perakaran berlangsung lambat. Oleh karena itu , pada umumnya benih kelapa disemai dengan posisi mendatar (mata terletak disamping)
Pada umumnya , benih kelapa disemai sekaligus dengan sabutnya. Penyemaian benih dalam keadaan terkupas sabutnya ternyata memungkinkan tempurung biji menjadi retak dan biji kelapa akan diserang semut atau mikrobia sehingga lembaga rusak .
Jumlah benih yang disemai harus diperhitungkan sekitar 120 % dari jumlah bibit yang diperlukan, karena biasanya terjadi keagalan sekitar 10 % dan biasanya 10 % bibit yang telah tumbuh akan diafkir.
Pada umumnya, bedengan pesemaian kelapa tidak diberi atap. Tetapi jika keadaan udara terlalu panas, bedengan pesemaian perlu diberi naungan berbentuk bayangan, yaitu naungan yang dibuat menyeluruh untuk beberapa bedengan sekaligus. Naungan dapat terbuat dari atap, alang-alang, atau anyaman daun kelapa, dipasang setinggi dua meter dari atas tanah sehingga kegiatan pemeliharaan tetap dapat dilakukan leluasa.
Kegiatan pemeliharaan bibit kelapa dalam pesemaian meliputi kegiatan-kegiatan penyiraman/pengairan, penyiangan rumput liar/gulma, pemupukan dan penyendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan sehari sekali atau dua hari sekali, tergantung keadaan. Penyiraman bibit kelapa yang amsih muda sebaiknya dilakukan dengan menggunakan gembor agar tunas-tunas kelapa tidak rusak.
Penyiangan atau pembersihan rumput liar dan gulma disekitar bibit kelapa perlu dilakukan karena dapat mengganggu pertumbuhan bibit kelapa. Setelah penyiangan, dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP-36 dan KCL masing-masing sebanyak 10 gram. Pemupukan dilakukan dua bulan sekali sampai umur bibit mencapai enam bulan.
Untuk mencegah serangan rayap terhadap sabut kelapa, sebelum disemai benih dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan insektisida atau bedengan pesemaian disiram dengan larutan insektisida. Serangan hama atau penyakit diatas dengan penyemprotan insektisida dan fungisida dengan dosis sesuai anjuran.
Pada umur 32 minggu (8 bulan) yaitu pada saat bibit telah memiliki empat lembar daun, bibit kelapa sudah dapat dipindahkan ke kebun. Pada saat ini, bagian biji sudah menjadi kerdil dan terlepas dari bibit sehingga tidak ikut dipindahkan ke kebun. Bibit dapat dibiarkan tetap di persemaian sampai berumur maksimal satu tahun. Pemindahan bibit ke kebun pada saat umur bibit telah lebih dari satu tahun akan menghasilkan pertumbuhan bibit yang lambat karena umur bibit sudah terlalu tua. Sebelum ditanam ke kebun bibit kelapa perlu diseleksi terlebih dahulu, hanya bibit yang baik yang ditanam, sedangkan bibir yang lain di afkirkan.
Keunggulan persemaian sistem bedengan Antara lain: mempermudah pelaksaan seleksi bibit kelapa, menghemat biaya pembelian polybag, dan dapat menyediakan bibit dalam jumlah besar dengan biaya yang relatif murah.
 D.       Penyemaian sistem polybag
Penyemaian dalam kantong plastik atau polybag biasa dilakukan di perkebunan-perkebunan kelapa yang membutuhkan bibit dalam jumlah besar. Penyemaian benih kelapa dengan sistem polybag memiliki beberapa keunggulan, anatara lain: dapat dilakuakan setiap saat tanpa menunggu datangnya musim hujan, memudahkan pengangkutan, tidak merusak akar tanaman karena seluruh perakran berada di dalam polybag, memudahkan perawatan dan pangamatan bibit, serta menghemat tempat. Namun, penyemaian dengan cara ini memerlukan biaya tambahan untuk membeli polybag.

3. Pesemaian Bibit
Bentuk pesemaian bibit atau pemeliharaan ada dua macam yaitu secara tradisional dengan bentuk pesemaian bibit pada sebidang lahan, atau secara pembibitan dengan polybag. Syarat-syarat untuk pesemaian bibit sama dengan pesemaian perkecambahan. Tanah dicangkul atau digarpu sedalam 30-40 cm. Kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 1,5-2,0 meter, tinggi 20 cm, dan panjang 10 meter. Bedengan sebaiknya diberi pupuk kandang yang telah masak sebanyak 1,5 ton. hektar. Saluran-saluran drainase harus dibaut untuk memudahkan pembuangan air kelebihan. Pemindahan bibit dari pesemaian perkecambahan ke pesemaian bibit / pesemaian pemeliharaan dapat dilakukan dengan dua cara. 
1.      Kecambah dipindahkan ke pesemaian bibit untuk dipelihara sampai tiba saatnya pemindahan ke kebun. Di pesemaian bibit dianjurkan bibit ditanam dengan sistem segitiga samasisi dengan jarak 60x60cm. Arah barisan adalah Utara-Selatan. Bibit ditanam sedemikian rupa, sehingga leher tunas rata dengan permukaan tanah. Bibit yang berkecambahnya dalam waktu yang bersamaan sebaiknya ditanam pada bedengan yang sama di pesemaian bibit ini.
2.      Bibit yang telah berkecambah langsung dipindahkan ke kantong plastik polybag. Ukuran polybag yang cocok adalah panjang 50cm dan lebar 45cm. Medium dalam polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang telah digemburkan dan diayak denga baik. Polybag harus diberi lubang-lubang dnegan diameter 0.5cm dan diusakan atar bentuknya silindris. Bibit dalam polybag ditaruh dipesemaian pemeliharaan. Aturlah agar jaraknya optimal, yaitu 60cm x 60cm samap 80cm x 80cm dengan sistem segitiga samasisi. Cara kedua ini membawa keuntungan, yaitu bahwa pemindahan dan pengangkutan bibit ke kebun yang akan ditanami lebih mudah dan aman, serta terjadinya shock akibat pemindahan ke lapangan dapat dihindari.
 3.        Pemeliharaan Bibit
A.        Penyiraman
Penyiraman harus diberikan secukupnya. Pada musim kemarau dilakukan setiap hari. Air siraman yang diperlukann tergantung pada umur bibit, semakin tua semakin banyak air yang dibutuhkan. Rata-rata kebutuhan air mulai umur bibit 1-6 bulan adalah ½ - 3 liter / hari / bibit atau perpolybag
B.        Penyiangan atau penggemburan tanah
Pesemaian tempat pemeliharaan bibit harus selalu dibersihkan terhadap rumput-rumputan dan tanahnya digemburkan dengan cangkul dangkal, Harus dijaga agar akar bibit tidak terganggu. Untuk bibit dalam polybag, lebih mudah penjagaannya.
C.        Pemberantasan hama / penyakit
Untuk memperoleh bibit yang sehat , secara preventif bibit dapat disemprot baik dengan insektisida maupung fungisida .
D.        Pemupukan
Pemupukan perlu dilakukan agar diperoleh bibit yang sehat dan subur pertumbuhannya. Pada pemupukan bibit, pupuk yang mengandung N dan Cl harus diberikan untuk menjamin pertumbuhan bibit yang baik. Penggunaan ZA sebagai sumber N dan S bersama KCl atau NaCl sebagai sumber K dan Cl dijumpai baik sekali pengaruhnya. Pada pembibitan cara tradisional di mana bibit dipelihara pada bedengan-bedengan pesemaian bibit, pemupukan dilakukan dua kali. Yang pertama diberikan 1-2 bulan setelah bibit berada pada bedengan pesemaian, dan yang kedua adalah 4 bulan kemudian. Dosis pupuk yang diberikan adalah: 30gram per bibit dan yang kedua 60 gram per bibit, terdiri dari campuran Urea/ZA, TSP dan KCL.
4.         Pemindahan Bibit / Kitri Ke Kebun
Pemindahan bibit/kitri ke kebun dilakukan setelah bibit berumur 6-8 bulan. Tinggi bibit sekitar 1 meter, berdaun 4 lembar, di mana daun sudah ada yang membelah menjadi daun dewasa. Sebagai pedoman dalam memilih bibit/kitri yang baik adalah:
·         Daunnya cepat membelah
·         Jumlah daun banyak (umur 6 bulan paling sedikit telah mempunyai 5 daun dewasa)
·         Pangkal batangnya besar
·         Daunnya lebar dengan pelepah yang pendek
·         Pelepah daun tumbuh rapat
·         Warna daun hijau sedar, dan
·         Bebas dari hama/penyakit.
Pada bibit kelapa hibrida, seleksi bibit dilakukan dengan memilih bibit berdasarkan pada warna pelepah daun (petiole) dan kesuburan pertumbuhannya. Bibit yang terpilih adalah yang tumbuh subur, sehat, kuat dengan pelepah daunnya berwarna hijau atau coklah atau warna di antaranya. Bibit yang berpelepah warna kuning, merah atau oranye jangan digunakan karena bibit demikian berasal dari benih illegitim. Umur bibit yang optimal untuk dipindahkan ke lapangan adalah pada umur 8-12.
5.         Perhitungan Kebutuhan Benih
Kebutuhan bibit tiap hektar tergantung pada jarak tanam yang digunakan. Secara umum, kebutuhan benih tiap hektar diperhitungkan sebanyak 250 buah. Dari jumlah ini yang perkecambahannya baik kira-kira 75% (186 bibit). Setelah dilaksanakan seleksi bibit, yang baik kira-kira 65% (160 bibit). Jumlah bibit sebanyak 160 per hektar akan mencukupi kebutuhan, karena kebutuhan per hektar adalah 143 bibit (jarak tanam 9 m x 9 m, segitiga samasisi) dan untuk menyulam 17 bibit. 
2.7.3 Penanaman Kelapa Genjah
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan untuk perkebunan kelapa bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi lapangan.
a.         Situasi
Pada lahan yang miring di mana erosi sangat mungkin terjadi, pencegahan terjadinya erosi sangat dianjurkan. Dalam hal ini, penanaman tanaman penutup tanah seperti Calopogonium sp.  Dan pembuatan teran akan sangat bermanfaat dalam mencegah terjadinya erosi.
Pada lahan-lahan di mana air sering kali menggenang untuk selama beberapa hari setelah turun hujan, pembuatan saluran-saluran drainase sangat dianjurkan, bahkan bila kelapa ditanam pada daerah berawa-rawa dengan permukaan air tanah yang tinggi, penanaman kelapa hanya mungkin bila dibuat tunggul-tunggul selebar 5-8meter dimana kelapa ditanam diatasnya.
b.         Kondisi
Lahan yang akan ditanami kelapa dapat bermacam ragam keadaannya. Persiapan lahan untuk berbagai keadaan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
·         Untuk lahan yang berasal dari hutan (primer atau sekunder), pohon-pohonan dan semak-semak harus dipotong dan dibakar (bila perlu) serta tanahnya dibajak atau dicangkul.
·         Untuk lahan yang ditumbuhi lalang (Imperata ctlindrica), tanah harus dibajak dengan traktor agar lalang dapat terbongkar. Setelah itu, dibiarkan untuk beberapa saat dan kemudian dilaksanakan penyemprotan dengan herbisida seperti Round up (3,1 kg glyposate/hektar) atau dluron/paraquat (4 kg dluron/hektar) cukup efektif untuk mengatasi Lalang. 
2. Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Bila lahan yang akan ditanami kelapa tidak dimaksudkan untuk ditanami secara “intercropping”, penanaman tanaman penutup tanah akan sangat bermanfaat karena dapat mencegah erosi dan menambah kesuburan tanah. Suatu campuran tanaman penutup tanah yang terdiri dari Controsema pubescens, Calopogonium mucunldes dan Pueraria phaseoloides dapat dianjurkan untuk ditanam mendahului penanaman kelapa. Tanaman penutup tanah dapat ditanam dengan dua cara. Cara pertama, setelah selesai pembajakan atau pengguruan terakhir, sebanyak 15-20kg benih (misalnya campuran seperti tersebut diatas) disebar merata diatas permukaan tanah. Cara kedua, benih ditanam dalam barisan dengan jarak 0,5-0,75meter. Pada saat penanaman dan beberapa minggu sesudahnya, keadaan lahan harus cukup lembab agar tanaman penutup tanah dapat tumbuh dengan baik. Tanaman penutup tanah terbukti berpengaruh baik untuk wilayah-wilayah di mana dalam satu tahun dijumpai bulan-bulan kering antara 3-6bulan. Pada daerah demikian, tanaman penutup tanah harus sudah disiapkan sebelum tibanya musim kemarau.
3. Lubang Tanam
Lubang tanam harus dibuat 2-3 bulan sebelum bibit dipindahkan. Tanah galian harus dipisahkan antara tanah atas dan tanah bawah. Bagian bawah untuk membuat timbunan/tunggu sekeliling ubang untuk mencegah aliran air hujan masuk ke dalam lubang. Ukuran lubang tergantung pada beberapa faktor yaitu keadaan tempat, tipe tanah dan dalamnya permukaan air tanah. Pada umunya untuk tipe tanah yang berat dan padat dibuat lubang dengan ukuran lebih besar dari pada tanah-tanah ringan. Ukuran lubang berkisar Antara 0,6 x 0,6 x 0,6 sampai 1m x 1m x 1m.
3. Jarak Tanam
Pada dasarnya jarak tanah kelapa yang optimal adalah, bila daun-daun dari pohon yang telah dewasa dan tumbuh berdampingan satu dengan lainnya, masing-masing tidak bersentuhan.
Umum dipakai adalah sistem bujur sangkar dan segitiga samasisi. Sistem segitiga samasisi dapat menghasilkan tanaman sejumlah 15% lebih banyak dari pada sistem bujur sangkar. Pada daerah berbukit dipakai sistem kontur (garis tinggi) Selain ketiga sistem tanam tersebut masih dikenal satu sistem lagi yaitu yang disebut sistem quincunx, yang biasanya dipakai pada peremajaan. Pada sistem terakhir ini, tanaman-tanaman tua yang akan diganti baru dibongkar setelah tanaman muda penggantinnya tumbuh cukup besar. Adapun varietas kelapa genjah umumnya ditanam dengan jarak tanam yang lebih sempit yaitu 6 mx6m. 

2.7.4 Pemeliharaan Kelapa Genjah
Sampai umur tiga tahun, tanaman kelapa genjah memerlukan pemeliharaan yang intensif. Keberhasilan pertumbuhan tanaman muda akan mempengaruhi produksi buah kelapa. Pemeliharaan meliputi kegiatan-kegiatan penyulaman, penyiraman, pengolahan tanah, pemeliharaan jalan kebun dan drainase, pemberian mulsa, pemupukan, pembersihan mahkota daun, dan pemberantasan hama dan penyakit.
1. Penyulaman
   Beberapa minggu sesudah penanaman, kegiatan pemeriksaan lapangan terhadap pertumbuhan bibit di mulai. Walaupun persiapan dan penanaman sudah di lakukan dengan sebaik-baiknya, namun tetap terdapat bibit yang menunjukan gejala-gejala pertumbuhan yang kurang sehat ataupun mati. Bibit tersebut harus di ganti dengan bibit yang baru yang di ambil dari cadangan bibit pengganti yang sudah di persiapkan sebelumnya. Dengan demikiian, bibit sulaman akan memiliki pertumbuhan yang seragam dengan bibit hasil penanaman.
Penyulaman pertama di lakukan pada musim hujan dan penyulaman berikutnya di lakukan pada akhir musim hujan. Pada pertengahan musim hujan, sebaiknya penyulaman ditunda terlebih dahulu karena bibit yang baru di pindahkan tidak akan tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Agar pertumbuhan tanaman hasil sulaman tidak terlalu ketinggalan dengan tanaman kelapa yang bukan sulaman, perawatan pohon sulaman harus di lakukan secara lebih intensif.
2 . Penyiraman
Bibit tanaman kelapa genjah memerlukan penyiraman sampai tanaman berumur 3 tahun, untuk menghindari kematian bibit akibat kekeringan pada waktu musim kemarau. Penyiraman sebaiknya di lakukan pada sore hari, yaitu pada saat air dapat langsung masuk ke dalam tanah dan meresap dengan sempurna karna tanah sudah dingin. Jumlah air yang di perlukan dan frekuensi penyiraman sangat tergantung pada kondisi setempat, mungkin setiap dua hari atau setiap hari
3. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk mengurangi penguapan air tanah pada musim kemarau, memperbaiki sirkulasi udara pada musim kemarau, meningkatkan pembentukan akar-akar muda, dan memebasmi hama kelapa yang terdapat di sekitar batang bawah tanaman
Pengolahan tanah dengan pencangkulan dangkal di lakukan pada awal musim hujan dan permulaan musim kemarau, sedangkan pengolahan tanah secara keseluruhan tergantung pada banyak sedikitnya herba. Pencangkulan yang dangkal menyebabkan akar-akar yang tumbuh berdekatan dengan permukaan tanah akan terputus, yang berarti terjadi pemangkasan akar untuk menstimulir (merangsang) pembentukan akar-akar baru, akibatnya akar tanaman kelapa akan menjadi lebih banyak jumlahnya, dan unsur hara yang di serap akan lebih banyak sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik.

4. Pemeliharaan Jalan Kebun dan Drainase
 Pemeliharaan jalan di lakukan dengan membersihkan jalan, satu kali setiap bulan. Saluran drainase berfungsi sebagai tempat pembuangan air hujan maupun sisa air pengairan. Drainase perlu di lakukan terutama pada musim hujan
5. Pemberian mulsa
Pemberian mulsa bertujuan untuk mempertahankan kelembaban permukaan tanah, mengurangi penguapan air tanah, mencegah agar tanah tidak cepat menjadi padat, menekan pertumbuhan rumpu pengganggu dan gulma, dan menambah bahan organik yang tersedia dalam tanah, pemberian mulsa sebaiknya di laksanakan pada musim kemarau.
6. Pemupukan
Pemupukan kelapa genjah mutlak di lakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, dosis yang di berikan berbeda beda menurut daerah penanaman, umur tanaman maupun tingkat kesuburan tanah pada lahan penanaman.
Pemupukan sebaiknya di lakukan pada awal dan akhir musim hujan. Pemberian pupuk di berikan dengan sistem rorakan, yaitu di taburkan dengan melingkari batang tanaman, dengan jarak sekitar 1 m – 1,5 m dari batang tanaman. Kemudian di tutup dengan tanah agar pupuk tidak hilang (menguap karna sinar matahari), dan mencegah terjadinya pencucian jika turun hujan. Pemberian pupuk kandang di lakukan satu kali, yaitu pada awal musim hujan, supaya pupuk kandang yang di berikan lebih berdaya guna.
7. Pembersihan Mahkota Daun
Pada umumnya pembersihan mahkota daun di lakukan pada pohon kelapa yang sudah dewasa (sudah berbuah). Pada saat pemetikan buah, sekaligus di lakukan pembuangan pelepah-pelepah daun yang sudah mulai mengering, seludang-seludang, tapas, epifit, dan kotoran-kotoran lain yang terdapat pada mahkota daun. Pembersihan mahkota daun bertujuan untuk menambah intensitas cahaya matahari ke dalam mahkota atau daun muda, agar aktivitas asimilasi dan aktivitas lain meningkat. Pembersihan mahkota daun juga menyebabkan penyerbukan bunga kelapa akan berlangsung lebih sempurna, karena serangga pencari madu akan lebih senang datang pada mahkota daun yang bersih. Kebersihan mahkota daun juga dapat mengurangi (bahkan memberantas) serangan hama atau penyakit.
2.7.5 Pemanenan Kelapa Genjah
Pada umumnya tanaman kelapa varietas genjah mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Sedang kelapa genjah/hibrida, masa produksi puncak antara umur 10-18 tahun. Setelah berumur 18 tahun produksi mulai berangsur turun dan merosot setalah umur 30 tahun. Buah siap dipanen setelah berumur 12 bulan terhitung sejak terjadinya proses penyerbukan, dengan 4/5 bagian kulit kelihatan kering, berwarna coklat, kandungan air berkurang dan bila diguncang berbunyi nyaring. Walaupun warnanya sudah agak coklat, namun bilamana diguncang belum berbunyi, itu berarti buah masih belum matang.
1.      Cara Panen
Cara panen buah kelapa ada 3 yaitu:
·         Buah dibiarkan jatuh sendiri. Hasil panen dengan cara ini tidak cocok sebagai bahan baku kopra dan kelapa parut kering (desiccated coconut) karena sudah lewat masak, tetapi bagus sebagai bahan baku kelapa murni.
·         Pohon kelapa dipanjat dan buah yang sudah cukup masak dipetik. Selain memanfaatkan tenaga manusia, dapat juga menggunakan tenaga binatang, yaitu kera.
·         Buah dipanen dengan galah, menggunakan bambu yang disambung dengan ujung yang dipasangi pisau tajam berbentuk pengait, ataubiasan disebut sabit.
2.      Periode Panen
Pemetikan buah kelapa tidak dilakukan setiapa hari, sebab akan lebih banyak memerlukan pengawasan dan penghamburan biaya. Oleh karena itu, untuk menghemat biaya dan waktu dilakukan suatu pergiliran pemetikan, umumnya berkisar 1-2 bulan. Di daerah dengan jumlah tenaga kerja banyak dan ongkos yang murah dapat melakukan pemanenan 1 bulan sekali. Sedangkan daerah dengan tenaga kerja sedikit dan upah yang tinggi dapat melakukan panen 2 bulan sekali. Jika rotasi pemanenan dilakukan lebih dari 2 bulan, kemungkinan besar sudah banyak buah kelapa yang jatuh ke tanah dan pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya jika rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan, efisiensi tenaga kerja berkurang karena buah kelapa yang benar-benar masak baru sedikit.
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah kelapa yang telah masak, tetapi umumnya panenan dilakukan terhadap 2 bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap mutu buah karena menurut Padua Resurrection dan Banson (1979) kadar asam lemak pada minyak kelapa yang berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah dari tandan yang dipanen sehingga biaya panen dapat dihemat.
Waktu panen dapat dilakukan pagi hari sampai sore hari asal keadaan lingkuangan mendukung misalnya cuaca tidak hujan.
3.      Pemetikan
Pemetikan dilakukan satu persatu atau satu tandan sekaligus. Pengambilan satu persatu dilakukan dengan memutar buah hingga tangkainya putus atau dengan memotong dengan pisau. Pengambilan satu tandan dilakukan dengan memotong tandan buah.
4.      Pengumpulan
Buah dikumpulkan menggunakan keranjang atau alat angkut yang tersedia. Semua buah hasil panen dikumpulkan disuatu temapat.
5.      Penyortiran dan Penggolongan
Sortir buah dan penghitungan dilakukan setelah panen selesai. Buah yang kosong, tidak berair, tidak berbunyi nyaring saat diguncang, rusak karena hama, busuk dan kecil, juga terhadaap kelapa yang pecah, berkecambah atau kurang masak dipisahkan dari bahan yang baik.
6.      Penyimpanan
Buah yang baik disimpan ditempat penyimpanan yang memiliki aerasi yang baik. Ada beberapa cara penyimpanan buah
a)      Buah ditumpuk dengan ketinggan tumpukan maksimal 1 m
b)      Tumpukan berbentuk piramida dan longgar
c)      Tumpukan dalam gudang
Syarat-syarat gudang penyimpanan buah kelapa
a.       Udara segar dan kering
b.      Tidak kena air akibat atap yang bocoran atau kehujanan
c.       Tidak kena sinar matahari langsung (terjemur)
d.      Suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C
    7.   Pengemasan dan Pengangkutan
Apabila akan dijual maka buah lebih dahulu dikupas kulit luarnya dan dimasukkan kekarung goni atau karung sintesis. Pengangkutan dapat dilakukan dengan truk, kapal laut atau alat angkut lain.
2.7.6 Pasca Panen dan Pohon Industri Kelapa Genjah
1. Pasca Panen
A. Batang Kelapa
Batang kelapa yang sudah tua dapat digunakan sebagai bahan bangunan, jembatan, kerangka perahu dan kayu bakar. Akhir-akhir ini batang kelapa juga digunakan sebagai bahan baku mebel, untuk membuat meja, kursi dan perabot rumah tangga yang lain. Batang kelapa dapat dijadikan bahan inti papan blok (block board). Batang kelapa dibelah dengan mesin gergaji, diserut, dijadikan inti (strip). Bahan strip dikeringkan hingga mencapai kadar air 10-12%, kemudian durekatkan satu sama lain dengan ukuran tertentu, misanya 30 x 30 cm. Kedua permukaan direkatkan dengan vetir silang, vetir muka dan belakang dari jenis kayu meranti merah. Perekatnya adalah perekat urea formeledehida cair. Setelah diberi perekat, papan blok dikempa dingin dan dikempa panas sebesar 15kg/cm2selama 5 menit pada suhu 1000C. Kayu kelapa selain digunakan sebagai bahan gergajian, papan blok, dan venir, juga dapat diproses sebagai kayu bentukan (modling), papan sambung dan papan limina.
  B.      Daun Kelapa
Masyarakat Indinesia sering memanfaatkan daun kelapa. Daun kelapa muda digunakan sebagai bahan hiasan pada upacara pengantin dan untk bungkus ketupat. Daun yang sudah tua dijadikan atap rumah, lidinya untuk sapu, tusuk sate, dan keperluan lain. Daun kelapa muda (janur) sering digunakan sebagai bahan campuran jamu atau obat tradisional.
C.      Bunga (mayang)
Kelapa mulai berbunga tergantung jenisnya. Ada jenis yang berbunga pada umur 4-8 thn. Kelapa genjah berbunga pada umur 3-4 tahun, hibrida pada umur 4 tahun.
Mayang yang belum mekar dapat disadap dan diambil niranya. Nira merupakan bahan baku gula kelapa, asam cuka dan sari kelapa atau nata de coco.


D.      Buah Kelapa
Endosperm adalah jaringan yang berasal dari inti lembaga yang disebut sebagai sel kelamin jantan dan membelah diri. Endosperm berwarna putih, lunak, tebal 8-10 mm.
Endosperm merupakan sumber protein yang penting dan mudah dicerna. Kandungan zat gizi kelapa tegantung pada umur buah. Lengkapnya kandungan zat pada Endosperm kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk kebutuhan rumah tangga, seperti bumbu dapur, santan, kopra, minyak goreng dan kelapa parut.

2.  Pohon Industri Kelapa Genjah
Daging buah kelapa dapat dijadikan kopra atau diproses menjadi minyak goreng dan oleokimia. Sabut diolah menjadi sarabut dan serbuk, sedangkan tempurung dapat diproses menjadi barang kerajinan, arang, briket arang dan kabon aktif. Air kelapa dapat diproses menjadi cuka dan sari kelapaatau nata de coco. Penjelasan lebih lanjut adalah tentang beberapa produk yang dapat dihasilkan dari buah kelapa, seperti daging buah mrnjadi kopra, santan pasta, kelapa parut kering, atau minyak goreng.
A. Kopra
Kopra merupakan salah satu hasil olahan daging buah kelapa yang banyak diusahakan oleh masyarakat karena prosesnya sangat sederhana. Biaya produksinya relatif rendah jika dibanding dengan pengolahan daging buah kelapamenjadi produk santan kering atau minyak goreng.
Kopra dihasilkan dari daging buah kelapa yang dikeringkan dengan cara dijemur atau menggunakan alat pengering buatan dengan pengasapan atau pemanasan secara tidak langsung. Pengasapan langsung akan mengasilkan kopra dengan mutu yang kalah baik jika dibanding kopra hasil pemanasan tidak langsung karena asap panas tidak bersinggungan langsung dengan komoditas. Salah satu persyaratan yang diminta dalam perdagangan kopra adalah kadar asam lemak bebas maksimum 4%.
Setiap kopra membutuhkan bahan baku antara 6-8 butir kelapa, tergantung besar dan tebal daging buah kelapanya. Harga kopra dari setiap daerah penghasil sangat bervareasi.
B.  Santan Pasta
Santan adalah cairan putih yang diperoleh dari pemasaran atau pengepresan daging buah segar yang diparut dengan atau tanpa tambahan air. Santan yang diperoleh dengan cara demikian tidak tahan lama.untuk mengawetkannya maka dilakukan proses fermentasi (sterilisasi) danpengamasan. Dengan cara ini akan diperoleh santan pasta yang awet dan siap olah atau saji. Untuk mempertahankan kestabilan dan mencegah pengandapan ditambahkan bahan kimia yang biasa dipakai untuk pembuatan kue natrium metil karboksil metil selulosa (CMC) dan tween, dan bila perlu dapat diberi bahan pengawet natrium metabisulfit.
C. Kelapa parut kering
Kelapa parut sering digunakan sebagai bahan campuran makanan, seperti biskuit, kue, santan, kembang gula dan lain-lain. Daging buah kelapa jika digunakan sebagai bahan campuran kembang gula dapat berfungsi sebagai pengisi, untuk memperbaiki tekstur, citarasa, dan kadar protein. Kelapa parut kering berbentuk lempengan tipis, sarabut atau butiran-butiran kering dan produksi dalam 4 macam standar mutu, yaitu sangat halus, halus, sedang dan kasar.
Masalah utama dalam perbuatan kelapa parut kering adalah mudahnya daging buah berubah menjadi coklat akibat reaksi kimia antara asam amino dan gula reduksi. Kulit luar daging buah kelapa disebut testa atau kulit ari. Berat testa kutang lebih 10% dari berat daging buah. Testa dapat diekstrak minyaknya dengan pengapresan. Minyak kasar yang diperoleh sekitar 50% dari berat testa kering. Testa yang masih basah mula-mula dijemur hingga kadar airnya tinggal 5%, kemudian diproses hingga mminyak kasarnya keluar. Minyak kasar itu kemudian dimurnikan agar dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Produksi kelapa parut kering dapat dengan mudah diubah, misalnya menjadi minyak goreng atau bubuk santan kelapa.
D.  Minyak goreng
Minyak goreng diproses berbagai macam metode, misalnya daging buah diparut kemudian diberi air menjadisantan dan masak sampai keluar minyaknya. Kelapa parut yang digorengpun minyaknya kleuar. Daging buah juga dapat dijadikan kopra kemudian baru diproses menjadi minyak kasar dan kemudian dimurnikan. Proses lain, daging buah kelapa dipartu, difermentasika, baru kemudian diproses menjadi minyak goreng. Utnuk fermentasi digunakan ketan. Minyak goreng dapat juga diperoleh dari santan parut kering.
E.  Sabut Kelapa
Pengolahan sabut kelapa dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin. Cara manual diawali dengan perendaman dalam air dengan waktu yang relatif lama. Serat kemuadian dipisahkan dengan cara dipukul-pukul.
Untuk memisahkan serat dari serbuk atau bubuk juga dapat dilakukan dengan mesin atau dengan diayak. Untuk memisahkan serat dengan mesin tidak perlu perendaman, bahkan tidak perlu disiram air. Sabut dapat langsung diproses asalkan cikup lembab.
Pemisahan serat dilakukan dengan mesin pemisah sabut. Dengan menggunakan mesin ini bisa diperoleh serabut dan serbuk yang sering juga disebut gabus. Untuk memisahkan sarabut pendek dan serabut panjang digunakan lat pemisah putar, baik yang manual atau yang bermesin. Sabut kelapa digunkan sabagi bahan kerajinan rumah tangga seperti sapu, karpet, keset, tali, etenit dan sikat. Sabut juga digunakan sebagai bahan baku industri jok mobil, kursi, kasur. Penyaring udara, peredam panas dan peredam suara. Disamping itu serbuk yang diperoleh dari proses pemisahan sabut juga dapat dimanfaatkan untuk media tanam dan pelapis lapangan golf.
F.  Tempurung
Tempurung diperoleh dari limbah pengolahan kelapa. Dari setiap ton kopra dapat diperoleh sekitar 150 kg tempurung yang jika diproses menjadi arang akan menghasilkan sekitar 42 kg arang. Jika 1ton tempurung yang dioleh maka akan diperoleh sekitar 280 kg arang.
Tempurung dibuat menjadi tepung dengan menghancurkannya menggunakan mesin penghancur/pemukul. Untuk mendapat butiran yang sangat halus digunakan mesin penghancur dua tingkat. Tepung termpurung digunakan sebagai bahan baku obat nyamuk.
Pembakaran trempurung secara tradisional menimbulkan polusi udara berupa asap tebal. Mutu arang yang dihasilkannya pun beragam. Untuk mengatasi hal ini, gas panas yang terbuang dimanfaatkan sebgai sumber panas, misalnya untuk untuk mengeringkan kopra. Dengan 1,5ton tempurung dapat dikeringkan sekiar 3ton kopra dalam waktu sekitar 10 jam. Rendemen berkapasitas 1,5ton tempurung dapat menghasilkan 380-400 kg arang.
Salah sat produk yang bernilai ekonomi yang dibuat dari tempurung kelapa adalah arang aktif atau karbonaktif. Karbon aktif adalah arang yang diproses sedmikian rupa sehingga mempunyai daya serap yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap.
Penggunaan arang aktif dalam industri, misalnya untuk gas, pemurnian gas, pengolahan LNG, katalisator dan penghilang bau dalam kamar pendingin dan mobil, untuk zat cair, industri obat dan makanan, minuman ringan dan keras, perminyakan, pembersih air, pembersih limbah, pelarut, tambak udang, pengolahan pulpa, pupuk, emas, penyaringan minyak makan dan glukosa. Tempurung kelapa juga dapat digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan, seperti alat pengambil air (gayung), gantungan kunci dan lai-lain. 
G.  Air Kelapa
Air kelapa diolah menjadi kecap, cuka dan sari kelapa atau minuman begitu Saja sebagai minuman segar. Dari 6 butir kelapa dapat diperoleh air kelapa sekitar 1 liter. Jika air kelapa itu diolah menjad sari kelapa maka akan diperolek 1.6 kg nata de coco.
Air kelapa merupakan media yang baik untuk pertumbuhan miroba karena mengandung gula, senyawa nitrigen, mineral dan vitamin. Dengan menggunakan mikroba yang cocok misalnya acetobecter xylimum, air kelapa dapat difermentasikan menjadi sari kelapa. Sari kelapa atau nata de coco adalah sejenis makanan berbentuk padat, putih transparan, merupakan selulosa yang mengandung sekitar 98% air dan berkalori rendah, merupakan makanan berserat sehingga cocok untuk keperluan diet yang dapat dikonsumsi oleh setiap orang. Rasanyapun enak seperti kolang kaling. Sari kelapa nisa dijual dalam kemasan dan dicampur dengan sirup. Ditingkat industri kecil, sari kelapa diproses menjadi makanan tambahan seperti campuan makanan, koktail, puding, es, dan lain-lain. Dalam industri menengah sari kelapa dipakai sebagai bahan baku pembuatan sekat ruang kedap suara atau untuk keperluan pengaturan akustik.
Standar mutu yang diinginkan dari sari kelapa, untuk grade 1 antara lain: berwarna putih bersih, berbentukkubus dengan ukuran seragam 1,2 x 1,2 cm, cukup enyal dengan pH=4.
Kecap biasanya dibuat dari kedelai yang difermentasikan dengan atau tanpa tambahan gula kelapa dan bumbu. Namun air kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kecap. keuntungan air kelapa sebagai bahan kecap adalah tidak memerlukan proses penghancuran seperti pada kedelai.
Cuka merupakan salah satu jenis penyedap makanan yang disukai masyarakat, cuka dapat dibuat dari air kelapa yang ditambah gula dan ragi yang kemudian difermentasikan selama beberapa hari. Hasil yang diperoleh dari fermentasi tersebut di inokulasi dengan induk cuka yang mengandung acetobacter bacteria. Cuka dapat juga dibuat dari bahan lain, seperti sari buah-buahan, gandum, tetes (tebu), madu, umbi manis (beets), dan lain-lain. 
 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Teknik budidaya kelapa genjah meliputi
a.            Pembibitan (pemilihan buah untuk benih, penyemaian benih, pemeliharaan bibit, pemindahan kitri, perhitungan kebutuhan bibit)
b.              Penanaman (persiapan lahan, penanaman penutup tanah, jaran tanam, dan lubang tanam)
c.              Pemeliharaan (penyulaman, penyiraman, pengolahan tanah, pemeliharaan jalan kebun dan drainase, pemberian mulsa, pemupukan, pembersihan mahkota daun)
d.              Panen (cara panen, penyimpanan, pemetikan, pengumpulan, penyortiran dan penggolongan, periode panen)

Comments

Popular posts from this blog

KONSISTENSI TANAH

https://btcclicks.com/?r=80a97562 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU TANAH Acara                : Kosistensi Tanah Tujuan              : untuk mengetahui konsistensi suatu jenis tanah. Alat & Bahan Alat                   : Ember                              Papan Kayu                              Alat tulis Bahan                : Tanah diameter 2 mm dan Gumpalan                              Grumusol dan Latosol                              Aquades Cara Kerja Konsentrasi Kering Hancur Konsistensi Ditekan antara Tanah di tekan Lepas lepas Ibu jari dengan telunjuk Sedikit ditekan-tekan lunak Tekan keras Agak keras Telapak tangan Tekan kuat keras Ibu jari Tidak hancur Sangat keras ·           Konsistensi tanah Basal. 1.       Ambil tanah 2.       Tambahkan tanah dengan aquades 3.       Membedakan kelekatan dan plastisitas tanah Hasil

MENENTUKAN TEKSTUR TANAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU TANAH ACARA : MENENTUKAN TEKSTUR TANAH Tujuan : Menentukan tekstur tanah dengan metode kuantitatif dan kualitatif Alat & bahan  :         Alat        : gelas arloji         bahan     : aquades                          tanah grumusol dan ultisol Cara kerja   : a. Tekstur  :  penetapan tekstur tanah dengan metode kuantitatif menurut klasifikasi USDA pada gambar b. Stuktur tanah  segenggam tanah untuk diremas-remas untuk melepaskan agregatnya, sehingga tanah menjadi pasta liat atau kadar air antara BG da BC. jika kurang basah, maka dibasahi dikit demi sedikit sambil diremas.  tanah dibuat seperti bola dengan cara dikepal-kepal tanah dicoba pita secara ditekan dan didorong dengan secara hati-hati dengan ibu jari dangan alas jari telunjuk sampai ujung pita tanah melampaui ujung jari telunjuk tanah dibuat bubu, lalu digosok-gosokkan dengan jari pada telapak tangan  Hasil Pengamatan        wilye29.blogspot.

LAPORAN PKL DI PERKEBUNAN SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guinensis Jacq.) Di PT. Samukti Karya Lestari Kebun Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Disusun Oleh: WIBOWO JABATINO S (12.05.0 115 ) PROGRAM DIPLOMA IV BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA 2015 HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL II            : Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guinensis Jacq.) di PT. Samukti Karya Lestari Kebun Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Nama                                     : Wibowo Jabatino S NIM                                       : 12.05.0115 Tanggal Ujian                        : 01 Desember 2015 Mengetahui Menyetujui Hartini SP., M.Sc Ketua Program Studi BTP D IV Fitria Nugraheni S, SP., M.