PERKECAMBAHAN
BENIH/BIJI
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk
tujuan pertanaman. Pada budidaya tanaman pangan
utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan
tanaman sangatlah penting. Oleh karena itu mutu benih harus diketahui
sebelum petani menanam, untuk mencegah kegagalan petani.
Menurut Sajad (1977) dalam konteks budidaya pertanian,
benih dapat dipandang melalui empat macam titik tolak pemikiran, yaitu :
1.
Batasan struktural
Mendasarkan pengertian kepada segi anatomi dari biji. Proses
pembentukan biji pada berbagai jenis tanaman tidak sama, baik disebabkan oleh
faktor genetik maupun faktor lingkungannya. Ketidaksempurnaan dalam
proses pembuahan bakal biji akan mengakibatkan terbentuknya biji yang tidak
sempurna. Hal ini akan mengakibatkan produsen benih mengalami kerugian
karena sasaran kuantitatif maupun kualitatif produksi tidak tercapai.
2.
Batasan fungsional
Bertolak dari perbedaan antara fungsi benih dan biji. Di sini benih
adalah biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk penanaman atau
budidaya. Sebagai contoh: gabah dan benih padi mempunyai bentuk fisik
yang sama tetapi berbeda dalam fungsinya. Gabah untuk diberaskan dan
benih padi untuk disemaikan.
3.
Batasan agronomi/budidaya pertanian
Batasan benih sebagai sarana budidaya pertanian mendasarkan pengertian
bahwa di samping penggunaan sarana produksi lainnya yang maju maka benih yang
digunakan harus memiliki tingkat kekuatan tumbuh dan daya kecambah yang tinggi
sehingga mampu mencapai produksi secara maksimum.
4.
Batasan teknologi
Batasan teknologi memberikan pengertian kepada benih sebagai kehidupan biologi
benih. Benih tegasnya suatu tanaman mini yang tersimpan baik di dalam
suatu wadah dan dalam keadaan istirahat. Materi yang membentuk kulit biji
ada berbagai ragam. Perlakuan teknologi sangat penting untuk
menyelamatkan benih dari kemunduran kualitasnya dengan memperhatikan
sifat-sifat kulit bijinya. Benih juga harus diusahakan semurni mungkin
bagi suatu varietas yang disebutkan. Batasan ini merupakan batasan
teknologi yang membatasi bidang teknologi benih untuk tidak berbuat ceroboh
dalam menangani benih.
Benih yang digunakan dalam budidaya tanaman dituntut
yang bermutu tinggi, yaitu sehat dan bersih, sebab benih harus mampu
menghasilkan tanaman yang berproduksi optimum dengan sarana teknologi yang
maju. Petani sering mengalami kerugian baik biaya maupun waktu akibat
penggunaan benih yang kurang baik. Karena kita beritikad hendak
melindungi petani dari kegagalan benih maka pengujian benih perlu dilakukan.
Salah satu faktor yang mengukur kualitas benih adalah persentase perkecambahan.
Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.
Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
b.
Benih harus bebas hama dan penyakit.
c.
Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan
biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.
d.
Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang
sehat.
e.
Mempunyai daya kecambah 80%.
f.
Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Kemampuan potensi lapang dari benih untuk keperluan
budidaya diharapkan benih tidak hanya baik tapi juga mempunyai kekuatan
tumbuh. Ciri-ciri benih yang kuat sebagai berikut:
a.
Dapat tahan bila disimpan
b.
Berkecambah cepat dan merata
c.
Tahan terhadap gangguan mikroorganisme
d.
Bibit tumbuh kuat, baik di tanah yang basah maupun
kering
e.
Bibit dapat memanfaatkan persediaan makanan dalam
benih semaksimum mungkin sehingga dari bibit dapat tumbuh jaringan-jaringan
yang baru
f.
Laju tumbuhnya tinggi
g.
Menghasilkan produksi yang tinggi dalam waktu
tertentu.
Proses Perkecambahan Benih
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian
kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia.
Tahap-tahap yang terjadi pada proses perkecambahan benih adalah:
- penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari
protoplasma
- terjadi kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat
respirasi benih
- terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan
protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke
titik-titk tumbuh
- asimilasi dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah
meristematik untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhan sel-sel baru
- pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan
pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ
untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan
makanan yang ada dalam biji.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkecambahan Benih
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor
dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan
penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur,
oksigen, dan cahaya.
- Tingkat kemasakan benihBenih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Pada tingkat kemasakan yang bagaimanakah sebaiknya panen dilakukan agar diperoleh benih yang memiliki viabilitas maksimum, daya kecambah maksimum serta menghasilkan tanaman dewasa yang sehat, kuat, dan berproduksi tinggi. Hal ini perlu dilakukan penelitian, khususnya untuk benih-benih serealia, seperti padi, jagung, gandum, maupun sorgum. Kami mencoba untuk menampilkan pengaruh tingkat kemasakan benih terhadap perkecambahan benih meskipun bukan pada komoditas tanaman pangan namun pada benih tomat sebagai ilustrasi (Tabel 1).
|
||||||||||||||||||||||
|
- Ukuran benihKarbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
- DormansiBenih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
- Penghambat perkecambahanBanyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh zat-zat tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang sebagai penyebab dormansi. Istilah induksi dormansi digunakan bila benih dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan.
- AirFaktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada 2, yaitu: sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.
- TemperaturTemperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan benih dan terbentuknya kecambah abnormal.
Tabel
2.
|
Temperatur
minimum, optimum dan maksimum untuk perkecambahan beberapa jenis tanaman
(Milfhorpe & Moorby dalam Sutopo, 1993.
|
||||||||||||||||||||||||
|
- OksigenProses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
- CahayaKebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
Kriteria
Kecambah Normal dan Abnormal
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan
kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam
lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah
normal dan abnormal.
- Kecambah
normal
a.
kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang
baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua.
b.
perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada
kerusakan pada jaringan.
c.
pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh
baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal.
d.
memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil
dan dua bagi dikotil.
- Kecambah
abnormal
.
kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar
primer pendek.
a.
bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian
penting lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil,
kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil.
b.
kecambah tidak membentuk klorofil.
c.
kecambah lunak.
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo, S. 1993.
Teknologi Benih. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sadjad, S. 1977 Policy Produksi Benih Berkualitas Tinggi
untuk Menunjang Produksi Pangan.
Proc. Kursus Singkat Pengujian
Benih. Bogor: IPB.
Adiningsih, J.S., S. Rochayati, S.
Moersidi dan A. Kasno. 2002. Prospek Penggunaan Pupuk Phospat Alam untuk
meningkatkan Budidaya Pertanian Tanaman Pangan Di Indonesia dalam Inovasi
Teknologi Pertanian: Seperempat Abad Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Buku Satu. Jakarta.
_____________, M. Sudjadi, dan S.
Rochayati. 1988. Organic Matter Management to Increase
Fertilizer efficiency and Soil Productivity: ESCAP/FAO-DCDC. Regional Seminar
on the Use of Recycled Organic Matter, Guangzhou, China, 1-14 May 1988.
Sofyan, A., I.P.G. Widjaja-adhi, M. Sudjadi,
dan N.S. Mulyani. 1990. Kelarutan beberapa jenis pupuk P-alam dan TSP
dalam Berbagai Pengekstrak serta korelasinya terhadap Hasil Padi Sawah pada
Tanah Ultisols Rangkasbitung. dalam Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk
No.9.
Perkecambahan adalah proses
pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah
bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula.
(Bagod Sudjadi, 2006)
Perkecambahan merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya
tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan
adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan
berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri, 2004)
Perkecambahan merupakan sustu
proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji.
Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi proses
fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan
fisiologis. (Salisbury, 1985)
Comments
Post a Comment