ANALISA KADAR AIR MINYAK
SAWIT DAN KERNEL
I. Tujuan.
Mahasiswa dapat mengetahui dan
melakukan analisa kadar air inti sawit. dan Mahasiswa dapat mengetahui dan
melakukan analisa kadar air inti sawit.
II. Alat dan Bahan.
Alat :
Timbangan analitik, botol
timbang yang ukuran dan merk nya sama, oven yang dilengkapi pengukur suhu,
tangrus, dan alas/baki.
Bahan :
Minyak sawit, CPO, Inti
(kernel)
III.
Cara Kerja
- Menimbang botol timbang kosong.
- Memasukkan contoh minyak ke dalam botol timbang ±5 gram.
- Menggiling kernel dan memasukkan kernel kedalam boto timbang ±20 gr.
- Mengeringkan dalam oven pada suhu 105o±2oC selama 3 jam.
- Mendinginkan didalam eksikator selama 15 menit (sampai dingin betul), kemudian menimbangnya.
- Setelah penimbangan, mengeringkan kembali kedalam oven pada suhu yang sama selama 1 jam, dan mendinginkan kedalam eksikator selama 15 menit, lalu menimbangnya.
- Mengulangi perlakuan diatas (no 5) sampai diperoleh berat konstan. Berat konstan dapat dicapai jika diantara penimbangan berbeda hanya 0,2 gram.
- Rumus menghitung kadar air
% kadar air = A-B/C X 100%
Ket :
- A= Berat botol timbang + minyak sebelum pemanasan (gram)
- B= Berat botol timbang + minyak setelah Konstan (gram)
- C= Berat contoh Minyak (gram)
IV.
Hasi Pengamatan
A.
CPO
- Botol timbang 6 + CPO = 33,3130 gr - botol timbang = 23,2751 gr = CPO : 5,0379 gr
- Botol timbang 1 + CPO = 33,3128 gr - botol timbang = 28,3084 gr = CPO : 5,0044 gr
B.
Minyak Konsumsi
- Botol timbang 2 + minyak Konsumsi = 32,4808 gr - Botol timbang = 27,5950 gr = Minyak konsumsi : 5,2005 gr.
- Botol timbang 3 + minyak konsumsi = 34,3365 gr - Botol timbang = 29,1360 gr = Minyak konsumsi : 5,2005 gr
- Berat contoh CPO (6) = 5,0379 gr (C)
Berat botol timbang 6 sebelum
oven = 33,3130 gr - Setelah dioven I = 33,2988 gr (A) = Selisih = 0,0142
gr
Berat botol timbang setelah
dioven I = 33,2988 gr - Berat botol timbang setelah di oven II = 32,2987 gr (B)
= Selisih = 0,0001 gr
Kadar Air (%) = A-B/C X 100%
= 33,2988 gr-32,2987 gr/5,0379
gr X 100%
= 0,0143 gr/5,0379 gr X 100%
= 0,28 %
V. Pembahasan
Kadar air yang terkandung dalam
CPO sangat berpengaruh terhadap kualitas. Air dalam CPO dapat disebabkan oleh
kurangnya efisiensi pada proses pemurnian minyak serta steam yang digunakan
pada saat proses masih tercampur dengan minyak. Syarat kadar air CPO produksi
yang diizinkan adalah 0,20 %. Untuk mendapatkan kadar air sesuai yang
diinginkan maka dilakukan pengawasan yang intensif pada proses pengolahan. Hal
ini bertujuan untuk menekan dan menghambat hidrolisis minyak yang akan
menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas serta mengakibatkan bau tengik pada
minyak.
Air dalam minyak hanya dalam
jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan
akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang terdapat di dalam minyak
dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering. Kadar air yang
tergantung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efektivitas pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah. Buah yang
terlalu matang akan mengandung air yang lebih banyak. Untuk itu perlu
pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna untuk mendapatkan
produk yang mutunya tinggi.
Minyak kelapa sawit yang
mempunyai kadar air yang sangat kecil (< 0,15%) akan memberikan kerugian
mutu minyak, dimana pada tingkat kadar air yang demikian kecil akan memudahkan
terjadinya proses oksidasi dari minyak itu sendiri. Proses oksidasi ini dapat
terjadi dengan adanya oksigen di udara baik pada suhu kamar dan selama proses
pengolahan pada suhu tinggi yang akan menyebabkan minyak mempunyai rasa dan bau
tidak enak (ketengikan) akibatnya mutu minyak menjadi turun.
Jika kadar air dalam minyak
sawit (>0,15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa minyak, dimana hidrolisa
minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang
menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut. Untuk mendapatkan kadar
air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan pengawasan
intensif pada proses pengolahan dan penimbunan. Hal ini bertujuan untuk
menghambat atau menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak.
Norma kadar air yang baik untuk
minyak kelapa sawit siap konsumsi adalah tidak leboh dari 0,1%. Sedangkan pada
minyak CPO dan Inti memiliki kadar air yang tinggi dikarenakan proses untuk
menjadi minyak konsumsi belum selesai, masih banyak proses yang harus dilalui
untuk menjadi minyak konsumsi.
VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktik analisa
kadar kadar air minyak sawit< CPO, dan Inti (kernel) adalah
- Kadar air yang baik siap pasar atau konsumsi adalah 0,1%
- Untuk kadar air minyak sawit konsumsi adalah 0,055% hal ini sangat baik kadar airnya tidak melewati 0,1%
- Sedangkan pada CPO dan Inti masih tinggi kadar airnya dikarenakan belum terproses menjadi minyak konsumsi
VII. Daftar Pustaka
- Darnoko, D.2003. Teknologi Pengolahan Kelapa sawit dan Turunannya. LPPKS.Medan.
- Ketaren, S.1986.Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Universitas Indonesia, Jakarta.
- Tim Penulis PS. 1997.Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Comments
Post a Comment