LAPORAN RESMI ILMU TANAH
Acara : Pengapuran
Tanah
Tujuan : pengaruh pemberian kapur terhadap
Ph tanah pada tanah
Alat dan bahan :
Alat : Ph meter
Spatula
Cepuk
Pemancar air
Beaker glass
Neraca Analitik
Gelas ukur
Bahan : Tanah
·
Latosol diameter 2m· Grumusol diameter 2mm
Kapur CaCO3
Aquades
Cara Kerja :
1. Ph
Awal
·
Timbang tanah 10 gr dengan neraca
analitik
·
Tambahkan aquades sebanyak 20 Ml
·
Diaduk selama 40 menit tanpa berhenti
·
Setelah 40 menit diaduk, lalu diukur
dengan Ph meter
2. Ph
setelah pengapuran
·
Timbang tanah sebanyak 50 gr dengan menggunakan neraca analitik
·
Timbang kapur CaCO3 sebanyak 1gr
·
50gr tanah dan 1gr kapur dicampurkan
·
Lalu mengaduknya hingga tercampur rata
·
Lalu menambahkan aquades hingga jenuh
dan didiamkan
·
Setiap 1 minggu diambil 10gr dan
menambahkan 20ml aquades
·
Lalu diaduk selama 40 menit
·
Setelah selesai diaduk lalu diukur
Hasil Pengamatan
kelompok
|
Jenis tanah
|
Ph Awal
|
Ph akhir
|
1.
|
latosol
|
4.2
|
6.6
|
2.
|
latosol
|
4.0
|
6.6
|
3.
|
grumusol
|
6.2
|
6.8
|
4.
|
gromusol
|
6.0
|
6.6
|
H+ Ca+2
H+ Ca+2
------------------K+ +
CaCO3 K+
+ H2o + CO2
H+ Ca+2
H+ Ca+2
Misel
Tanah Misel
Tanah
Pembahasan
Tanah ultiso/latosol (podsolik)
merupakan salah satu jenis tanah mineral yang banyak digunakan sebagai media
tumbuh bibit. Hal ini terjadi karena jenis tanah tersebut tersebar cukup luas
di Indonesia. Kelemahan tanah ultisol sebagai media tumbuh yang bagi tanaman tanah
ini umumnya bereaksi sangat masam oleh karena itu untuk menaikkan pertumbuhan
tanaman diperlukan media tumbuh yang baik bagi tanaman. Untuk menciptakan media
tumbuh yang baik tersebut diperlukan pupuk yang mengandung zat bereaksi basa
seperti kalium (K). Untuk memperbaiki kesuburan tanah akibat keasaman tanah dan
adanya kelarutan unsur Al, Fe dan Mn pada umumnya dilakukan pengapuran. Dengan
kegiatan pengapuran diharapkan kisaran Ph akan mendekati normal yang cocok
untuk ketersediaan unsur hara dan pertumbuhan tanaman pada umumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pupuk/pengapuran.
Pemberian kapur kalsit (CaCO3)
hal ini menyebabkan kisaran Ph mendekati netral/normal. Pemberian kapur dalam
tanah dapat menyebabkan kalium tanah menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Kapur
adalah setiap bahan yang mengandung kalsium yang dapat diberikan kepada tanah
guna menaikkan Ph. Kenaikan Ph ini dapat berlangsung karena beberapa faktor ion
Hidroge (H+) dalam larutan tanah dinonaktifkan. Kapur dalam bidang
pertanian dapat berupa bermacam-macam bahan yang digunakan untuk kesuburan
tanah atau mengurangi keasaman bahan-bahan kapur itu adalah sebagai berikut :
·
Kapur giling : kapur super kalsit kelas 1
·
Kapur tohor : kapur hidup kalsit kelas 2
·
Kapur dolomit : CaMg(CO3)2
·
Kapur mati : Ca (OH)2
·
Kapur liat : napal
·
Kapur tulis : kapur halus Ca (HCO3)2
·
kapur bara : slag
yang dimaksud dengan pengapuran
secara umum adalah pemberian bahan-bahan kapur dengan maksud menaikkan Ph tanah
yang bereaksi asam menjadi mendekati netral dengan nilai Ph sekitar 6,5. Mekanisme
reaksi kapur dengan tanah masam adalah komplit. Tngkat netralisasi dan hasil
akhir dari reaksinya tidak diketahui secara pasti. Bila kapur diberikan kedalam
tanah, kemungkinan ia bereaksi adalah dengan air yang mengandung Co2
dan dengan koloid tanah.
Reaksi dengan H2o antara
lain
· CaO + H2o ---- Ca (OH)2
·
CaCO3 + H2o ---- Ca+2+HCO-3
+ OH-
Reaksi dengan H2CO3
·
CaCO3 + H2CO3
------ Ca (HCO3)2
·
Ca(OH)2 +2H2CO
------ Ca(HCO)2 + 2H2O
Tanah masam adalah tanah dengan Ph
tanah rendah kandungan Ion H+ yang tinggi. Dalam tanah masam (tanah
kering) banyak ditemukan Ion Al3+ yang bersifat masam.karena dengan
air ion tersebut dapat menghasilkan ion H+. Oleh karena itu ion H+
(keasaman aktif) harus dikeluarkan dari larutan tanah dan ion Al3+
(keasaman potensial) harus dinetralkan. Jadi tujuan pengapuran adalah supaya
kaloid tanah menjadi netral, alumunium dinonaktifkan dan hidrogen dioksidasi
menjadi air. Secara umum manfaat pengapuran menurut Buckman dan Bredy (1982)
dan Hardjowgeno (1985)
·
Menakkan Ph tanah sehingga mendekati
Netral
·
Menambah unsur Ca dan Mg
·
Menambahkan ketersediaan unsur hara N,
P, dan Mo
·
Mengurangi keracunanunsur Fe, Al, dan Mn
·
Memperbaiki kehidupan mikro organisme
dan membantu pembentukan bintil akar
Pengapuran biasanya dilakukan dua
minggu sebelum tanam. Dalam waktu dua minggu diharapkan kapur telah bereaksi
dengan tanah yang dipercepat kalau ada hujan.
Pengaruh pengapuran terhadap sifat
fisik, kimia dan biologi tanah adalah :
·
Perbaikan sifat fisik tanah
Pengapuran berpengaruh terhadap agregasi
zarah tanah (butir tanah) aerasi dan perkolasi menjadi lebih baik. Struktur tanah
menjadi remah, perkembangan akar menjadi optimal
·
Perbaikan sifat kimia tanah
Peningkatan Ph tanah akibat
pemberian kapur menyebabkan perubahan kimia yang menguntungkan diantaranya
adalah :
ü Kepekatan
H+ menurun
ü Kelarutan
Al, Fe, dan Mn menurun
ü Ketersediaan
Mo dan P meningkat
ü Kapasitas
Tukar Kation Meningkat
·
Perbaikan sifat biologi tanah
Kapur dapat merangsang perkembangan
akar dan jasad tanah lainnya. Akar tanaman lebih efisien menyerap hara. Jasad-jasad
mikro yang berperan dalam pelapukan bahan organik, oksida belerang penambahan
Nitrogen dari udara bekerja lebih giat.
Beberapa kerugian bila pengapuran
dilakukan secara berlebihan
I.
Kekurangan besi, mangan, tembaga, dan
seng yang diperlukan dalam proses fisiologi tanaman
II.
Ketersediaan pospat dapat menjadi
berkurang kembali karena terbentuknya kompleks Kalsium Fosfat tidak Larut.
III.
Absorbsi fosfor oleh tanaman dan
metabolisme tanaman terganggu
IV.
Pengambilandan penggunaan boron dapat
terganaggu.
V.
Perubahan Ph yang melonjak
dapatmerugikan terhadap aktivitas mikro organisme, dan ketersediaan unsur hara yang
tidak seimbang
Peranan unsur hara bagi tanama
sebagai komponen penyusun jaringan tanaman.katalisator dalam berbagai reaksi
alat pengukur tekanan osmosis, komponen sistem penyangga (bufter) dan alat
pengatur permeabilitas membran. Unsur hara dikatakan esensial bila tanaman
tidak dapat melaksanakan siklus kehidupan secara normal tanpa unsur hara
tersebut. Unsur hara merupakan bagian dari sebuah molekul pada beberapa unsur
unsur penting, dan kekurangan unsur hara tersebut tidak dapat diganti dengan
unsur lain. Berdasarkan jumlah kebutuhan unsur hara di kelompokkan kedalam
unsur hara makro yang dibutuh kan dalam jumlah besar seperti C, H, O, N, S, P,
K, Ca, dan Mg. Serta unsur hara mikro yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit seperti Mn, Cu, Fe, Mo, B, dan
Cl.
KESIMPULAN
·
Pengapuran berfungsi sebagai menetralkan
Ph tanah
·
Tanah yang memiliki Ph masam tidak cocok
terhadap pertumbuhan tanaman tergantung jenis tanamannya.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Andari, S dan B, Hudoyo .1988. Dasr-Dasr
Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
·
Hakim, et.al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Lampung.
·
Hardjowigeno,s.1993. klasifikasi Tanah
Dan Pedogenesis. Akademikan
Pressindo. Jakarta
Comments
Post a Comment