Skip to main content

KLASIFIKASI BUAH KAKAO

SISTEMATIKA KAKAO
Kakao merupakan satu-satunya di antara 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiceae yang diusahakan secara komersial. Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika tanaman ini sebagai berikut :

Divisi: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Dialypetalae
Famili : Malvales
Ordo : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
Beberapa sifat (penciri) dari buah dan biji digunakan sebagai dasar klasifikasi dalam sistem taksonomi. Berdasarkan bentuk buahnya, kakao dapat dikelompokkan ke dalam empat populasi yaitu cundeamor, criollo, amelonado, dan angoleta.
Menurut Cuatrecasas (1964) dikenal sub jenis kakao, yaitu Cacao dan Sphaerocarpum (chev.) Cuatr. Subjenis cacao mempunyai empat forma (taksonomi di bawah subjenis) seperti berikut.
  1. Forma Cacao. Anggotanya tipe Criollo dari Amerika Tegah. Bentuk biji bulat, keping biji (kotiledon) putih, dan mutunya tinggi.
  2. Forma Pentagonum. Hanya dikenal di Meksiko dan Amerika Tengah. Bij bulat dan besar, kotiledon putih, dan mutunya tinggi.
  3. Forma Leicarpum. Biji bulat atau montok (plum), kotiledon putih atau ungu pucat, dan mutunya tinggi. Klon-klon Djati Runggu (DR) termasuk forma ini.
  4. Forma Lacandonense. Dikenal di dekat Chiapas, Meksiko. Forma ini termasuk kakao liar.
Kakao lindak (bulk) yang telah tersebar laus di daerah tropika adalah anggota subjenis Sphaerocarpum. Bentuk bijinya lonjong (oval), pipih dan keping bijinya (kotiledon) berwarna ungu gelap. Mutunya beragam tetapi lebih rendah daripada subjenis cacao. Permukaan kulit buahnya relatif halus karena alur-alurnya dangkal. Kulit buah ini tipis tetapi keras (liat). Pertumbuhan tanamannya kuat dan cepat, daya hasilnya tinggi, dan relatif tahan terhadap beberapa jenis hama dan penyakit.
Menurut Cheesman (cit.Wood dan Lass, 1985) kakao dibagi tiga kelompok besar, yaitu criollo, forastero, dan trinitario. Sebagian sifat criollo telah disebutkan di atas. Sifat lainnya adalah pertumbuhannya kurang kuat, daya hasil lebih rendah daripada forastero, relatif gampang terserang hama dan penyakit. Permukaan kulit buah criollo kasar, berbenjol-benjol, dan alur-alurnya jelas. Kulit ini tebal tetapi lunak sehingga mudah dipecah. Kadar lemak dalam biji lebih rendah daripada forastero tetapi ukuran bijinya besar, bentuknya bulat, dan memberikan cita rasa khas yang baik. Lama fermentasi bijinya lebih singkat dari pada tipe forastero. Dalam tata niaga kakao criollo termasuk kakao mulia (fine-flavoured), sementara itu kakao forastero termasuk kelompok kakao lindak (bulk).
Kelompok kakao trinitario merupakan hibrida criollo dengan forastero. Sifat morfologi dan fisiologinya sangat beragam, demikian juga daya dan mutu hasilnya. Dalam tata niaga, kelompok trinitario dapat masuk dalam kakao mulia dan lindak, bergantung pada mutu bijinya.
Kakao Criollo
Kakao criollo menghasilkan biji dengan kualitas yang sangat baik. Kakao dari jenis ini juga dikenal dengan istilah kakao mulia, choiced cocoa, fine flavour cocoa, atau edel cocoa. Buah kakao criollo biasanya berwarna merah atau hijau dengan kulit buah yang tipis, berbintil kasar, dan lunak. Biji berbentuk bulat telur, berukuran besar, dan kotiledon berwarna putih saat basah.

Kakao Forastero
Kakao forastero menghasilkan biji dengan kualitas sedang. Kakao dari jenis ini juga dikenal dengan istilah kakao bulk, bulk cacao, dan ordinary cocoa.buah kakao forastero biasanya berwarna hijau dengan kulit yang lebih tebal. Biji berbentuk gepeng dan tipis dengan kotiledon berwarna ungu saat basah.

Kakao Trinitario
Kakao trinitario adalah kakao hybrid dari persilangan kakao criollo dan forastero secara alami, sehingga jenis kakao ini memiliki bentuk yang heterogan dan beragam. Berdasarkan keadaan itu, maka kakao trinitario dibedakan ke dalam 4 golongan yakni angoleta, cundeamor, amelonado, dan calabicillo.
  1. Kakao angoleta; bentuknya lebih mirip dengan criollo, kulitnya kasar, ukurannya besar dan tanpa bottle neck. Biji buah berbentuk bulat dengan endosperm berwarna ungu. Biji umumnya memiliki kualitas yang sangat baik.
  2. Kakao cundeamor; bentuknya lebih mirip dengan kakao angoleta, kulit buahnya agak kasar dan tanpa bottle neck. Biji buah berbentuk gepeng dengan endosperm berwarna ungu gelap. Biji umumnya memiliki kualitas yang sangat baik.
  3. Kakao amelonado; buah berbentuk bulat telur dengan kulit halus dan tidak memiliki bottle neck. Biji buah berbentuk gepeng dengan endosperm berwarna ungu.
  4. Kakao  calabacillo; buah berbentuk bulat pendek dengan kulit buah halus dan tidak memiliki bottle neck. Biji buah berbentuk gepeng dengan endosperm berwarna ungu.



Kakao trinatario memiliki berbagai hibride, namun yang paling sering dibudidayakan adalah kakao DR (Djati Runggo) dan Hibrid uppertimazone (kakao lindak). Kakao lindak memiliki berbagai keuntungan seperti pertumbuhannya yang cepat, usia TBM hanya 2 tahun, masa panennya sepanjang tahun, tahan penyakit Vaskular Streak Dieback, fermentasi singkat, bentuk buah panjang, dan produktivitasnya tinggi.

Comments

Popular posts from this blog

KONSISTENSI TANAH

https://btcclicks.com/?r=80a97562 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU TANAH Acara                : Kosistensi Tanah Tujuan              : untuk mengetahui konsistensi suatu jenis tanah. Alat & Bahan Alat                   : Ember                              Papan Kayu                              Alat tulis Bahan                : Tanah diameter 2 mm dan Gumpalan          ...

LAPORAN PKL DI PERKEBUNAN SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guinensis Jacq.) Di PT. Samukti Karya Lestari Kebun Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Disusun Oleh: WIBOWO JABATINO S (12.05.0 115 ) PROGRAM DIPLOMA IV BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA 2015 HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL II            : Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ( Elaeis guinensis Jacq.) di PT. Samukti Karya Lestari Kebun Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Nama                                     : Wibowo Jabatino S NIM          ...

ANALISA KADAR AIR MINYAK SAWIT DAN KERNEL

ANALISA KADAR AIR MINYAK SAWIT DAN KERNEL I. Tujuan. Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan analisa kadar air inti sawit. dan Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan analisa kadar air inti sawit. II. Alat dan Bahan. Alat : Timbangan analitik, botol timbang yang ukuran dan merk nya sama, oven yang dilengkapi pengukur suhu, tangrus, dan alas/baki. Bahan : Minyak sawit, CPO, Inti (kernel) III. Cara Kerja Menimbang botol timbang kosong. Memasukkan contoh minyak ke dalam botol timbang ±5 gram. Menggiling kernel dan memasukkan kernel kedalam boto timbang ±20 gr. Mengeringkan dalam oven pada suhu 105 o ±2 o C selama 3 jam. Mendinginkan didalam eksikator selama 15 menit (sampai dingin betul), kemudian menimbangnya. Setelah penimbangan, mengeringkan kembali kedalam oven pada suhu yang sama selama 1 jam, dan mendinginkan kedalam eksikator selama 15 menit, lalu menimbangnya. Mengulangi perlakuan diatas (no 5) sampai diperoleh berat konstan. Berat konstan dapa...