TERILISASI SAWIT
I . Tujuan.
Agar mahasiswa dapat
mengetahui proses sterilisasi berondolan kelapa sawit dan dapat mengetahui cara
menghitung rendemen TBS.
II. Bahan dan Alat;
Bahan :
TBS kelapa sawit (
Berondolan )
Alat :
Wadah/ember, alat
pengepres, autoclave, oven, corong pemisah, timbangan, beaker glass, dan kain
blanco.
III. Cara Kerja
- Brondolan yang telah di berondoli dari TBS tersebut ditimbang.
- Sterilisasi buah pada suhu 121 C selama ± 30 menit.
- Lalu buah (berondolan) dipres dengan tekanan 400 bar, dan tamping minyak kassar dalam beaker glass yang telah ditimbang berat kosongnya terlebih dahulu.
- Menimbang minyak kasar.
- Memanaskan minyak kasar dengan oven atau waterbath dengan suhu <100C sampai mencair.
- Memisahkan minyak bersih (CPO) dan sludge dengan corong pemisah.
- Menimbang minyak bersih juga sluge
- Menghitung rendemen minyak kasar, minyak bersih dan sludge
IV. Hasil Pengamatan
- Koreksi timbangan = 0,2 gr.
- Berat wadah timbangan = 55,6 gr.
- Berat anak timbangan = 1012,3 gr. (1012,3gr-0,2gr)-(55,6gr-0,2gr) = 956,7gr
- Berat berondolan = 956,7gr
- Beaker glass kosong = 218,6gr
- Kain blanko awal = 32,4gr
- Kain blanko akhir = 55 gr
- CPO + Beaker Glass = 413,4gr
- CPO kotor = 194,8gr
- Beaker glass kecil = 105 gr
- CPO kotor pada kain blanco = 55gr-32,4gr = 22,6gr
- Total berat CPO kotor = 217,4gr
- rendemen minyak kotor = 217,4gr/956,7gr X 100% = 22,72%
- Proses Oven CPO kotor dengan suhu 98 -100 C dengan waktu 30 menit.
- CPO bersih = 212,1 gr
- Berat bersih CPO = 212,1 gr -105 = 107.1 gr
- Kotoran (sludge) = 299,8 gr-218,6 gr = 81,2 gr
- Rendemen CPO Bersih = 107.1 gr/956,7gr X 100% =11,19 %
IV. PEMBAHASAN
Kelapa sawit merupakan
sumber lemak nabati yang populer karena produksi/ pengolahan minyak kelapa
sawit yang tinggi di negara-negara Asia Tenggara, bahkan minyak kelapa sawit
menjadi komoditas pertanian utama dan
unggulan di Indonesia, di
samping minyak kelapa. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
- Menjadi sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani,
- Sumber devisa Negara,
- Mulai dari perkebunan, industri pengolahan, sampai dengan pemasaran produknya menjadi primadona penyedia lapangan kerja,
- Perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit tersebut memacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru,
- Pendorong tumbuh dan berkembangnya industri pengolahan hilir berbasis pengolahan CPO di Indonesia, misal.: mentega, kue/biskuit, gliserin, sabun, dan deterjen.
Kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) banyak dibudidayakan di perkebunan-perkebunan, di antaranya
adalah jenis Dura, Pisifera, dan Tenera. Tenera merupakan hasil persilangan
dari tipe Dura dan Pisifera, memiliki kandungan minyak tinggi (22 – 23 %) dan
pokoknya tidak terlalu tinggi tetapi berbuah lebih awal.
Bagian buahnya terdiri
dari eksokarp (kulit paling luar), mesokarp (serabut, mirip serabut kelapa),
endocarp (tempurung), dan kernel (inti sawit). Pengolahan bagian serabutnya
(endokarp) dengan cara ekstraksi dapat menghasilkan crude palm oil , sedangkan
pengolahan bagian kernel (inti) dapat menghasilkan palm kernel oil. CPO dengan
teknologi pengolahan lanjut yaitu fraksinasi dapat terpisah paling tidak
menjadi dua fraksi utama yaitu stearin (pada suhu kamar berbentuk padat) dan
olein (pada suhu kamar berbentuk cair). Pengolahan stearin lebih lanjut oleh
industri pengolahan hilir dapat menghasilkan produk-produk seperti margarin,
sabun, lilin, cocoa butter subtitution (semacam pengganti lemak kakao),
vegetables ghee (vanaspati), shortening, dll., sedangkan pengolahan olein
umumnya menghasilkan bahan baku untuk keperluan minyak goreng, meskipun
terdapat juga produk-produk lain seperti margarin, shortening, vegetables ghee
(vanaspati), asam lemak, dan gliserol atau glycerine (gliserin).
Produk lain dari
pengolahan CPO adalah red palm oil, dimana kandungan karoten pada red palm oil
diusahakan tetap tinggi selama pengolahan tersebut. Karoten dikenal sebagai
senyawa fungsional, yaitu sebagai antioksidan alami serta sebagai pro vitamin
A. Pengolahan minyak lebih lanjut yaitu proses degumming, pemurnian, pemucatan,
dan deodorisasi dapat menurunkan kandungan tokoferrolnya. Kandungan asam lemak
jenuh minyak dari kelapa sawit, inti kelapa sawit, dan kelapa berturut - turut
50, 86, dan 92%.
Panenan Buah Kelapa Sawit
Periode perkembangan buah
dimulai dari pertumbuhan, penimbunan trigliserida, kematangan, periode masak,
serta penguraian minyak kelapa sawit. Tandan kelapa sawit bila sudah mulai
matang akan ditandai dengan perikarp buah berwarna kuning jingga serta sebagian
terlepas dari tangkainya.
Tanaman kelapa sawit pada
umur 4 tahun sudah mulai berbuah, dan pada umur 25 tahun sudah tidak ekonomis
lagi. Tanaman muda menghasilkan tandan berbobot 2 – 3 kg / tandan, sedangkan
tanaman tua: 8 – 10 kg/tandan.
Buah mentah sebaiknya
tidak banyak ikut terpanen, sedangkan buah matang seminimal mungkin tidak
tertinggal. Pengolahan minyak kelapa sawit dari buah mentah hanya menghasilkan
rendemen yang sedikit. Hasil panen dikumpulkan di tempat teduh dan mudah
diangkut. Dalam pengangkutan, hendaknya dijaga agar buah jangan terluka atau
memar, karena pada buah luka atau memar perkembangan asam lemak bebasnya
cenderung cepat meningkat selama pengolahan minyak. Hasil panenan sebaiknya
segera dibawa ke pabrik untuk dilakukan penimbangan & sortasi tandan,
sebagai tahap pendahuluan sebelum dilakukan pengolahan kelapa sawit. Sortasi
bertujuan untuk mengetahui mutu hasil panen (bahan mentah). Penimbangan
bertujuan untuk menghitung rendemen, menentukan efisiensi ekstraksi dalam
pengolahan minyak, serta menentukan upah pemetik. Setelah sortasi dilakukan
penyemprotan air pada tandan untuk membersihkan tanah atau kotoran lain pada
tandan.
Sterilisasi
Tahap sterilisasi ini
dalam pengolahan minyak kelapa sawit secara teknis dilakukan dengan memberikan
steam/ uap air pada dengan siklus perebusan adalah 60 menit, tandan dalam suatu
alat sterilizer berupa autoclave besar. Tujuan sterilisasi dalam pengolahan
atau pembuatan minyak tersebut adalah
- Merusak enzim lipolitik, sehingga dapat mencegah perkembangan asam lemak bebas,
- Memudahkan pelepasan buah dari tandan,
- Melunakkan buah, serta
- Mengkoagulasikan gum/emulsifier sehingga memudahkan pengambilan minyak.
Distribusi waktu
pengolahan selama sterilisasi terbagi menjadi lima bagian, yaitu:
- Pengeluaran udara,
- Waktu untuk mencapai tekanan yang diperiukan,
- Waktu untuk sterilisasi tandan,
- Pengeluaran uap air, serta
- Pembongkaran, penurunan, & reloading. Bila waktu pengolahan pada tahap sterilisasi terlama lama, maka akan banyak minyak hilang (3%) serta kernel berwarna kehitaman (gelap). Bila waktu pengolahan selama tahap sterilisasi terlalu singkat, maka buah akan sulit lepas dari tandan pada tahap pengolahan selanjutnya, yaitu threshing.
Buah yang telah di rebus
dalam autoclaft dengan suhu 121oC selama 30 menit lalu dipres dengan alat
pengepres, untuk mengeluarkan untuk mengeluarkan kandungan minyak dari daging
buah yang telah disterilisasi. Minyak yang telah
keluar dari daging buah
di panaskan yang bertujuan untuk memisahkan minyak bersih dengan sludge.
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum
yang telah dilakukan pada acara sterilisasi kelapa sawit :
Sterilisasi dilakukan
untuk :
- Merusak enzim lipolitik, sehingga dapat mencegah perkembangan asam lemak bebas,
- Memudahkan pelepasan buah dari tandan,
- Melunakkan buah, serta
- Mengkoagulasikan gum/emulsifier sehingga memudahkan pengambilan minyak.
VII. Daftar Pustaka
- Darnoko, D.2003. Teknologi Pengolahan Kelapa sawit dan Turunannya. LPPKS.Medan.
- Naibaho P, M. 1998. Teknnologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. MEDAN.
- PT. Perkebunan Nusantara III. 1997. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PTPN III. MEDAN.
Comments
Post a Comment